Jakarta: Barber shop ada di mana-mana. Karena itu, jika ingin bersaing atau tetap bertahan di industri ini, para barber profesional menekankan bahwa yang penting dilakukan adalah terus melakukan eksperimen.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Barber Internasional dari Ruger Barber, Inggris, Alan Beak mengatakan bahwa kunci untuk menjadi sukses dalam bidang ini adalah dengan melakukan eksperimen.
Selama ini dia bereksperimen dengan menggabungkan berbagai disiplin ilmu tata rambut yang dia pelajari hingga akhirnya menemukan formula potong rambut yang khas ala Alan Beak.
“Menekankan naturalisme dari setiap potongan rambut yang kita lakukan adalah hal yang selalu saya perhatikan,” tutur Alan dalam Acara Barberlyfe Indonesia Volume Tiga, di Jakarta, Kamis, 11 April 2019.
(Baca juga: Cinta dan Obsesi Josh Lamonaca di Dunia Potong Rambut)
Dia bersyukur dengan caranya ini karena hal tersebut telah membawanya ke berbagai negara untuk memberikan edukasi untuk para barber di seluruh dunia.
Untuk melakukan eksperimen tersebut, Alan menganjurkan para barber untuk mencari orang yang siap dijadikan eksperimen seperti teman dekat atau keluarga.
Dengan seperti itu, para barber akan lebih santai mencoba teknik-teknik baru. “Cari orang. Cari teman, kelurga. Untuk itu, mereka berhutang budi,” tuturnya.
Hal yang senada juga dinyatakan oleh International Barber dari TGR, Singapore, Yanto Sano. Yanto yang berlatar belakang produser, penulis, dan penata musik, menciptakan eksperimen sisi uniknya dengan menggabungkan musik dan potong rambut dalam pertunjukan live.
“Kami ingin mendorong batasan pribadi dan bisnis, kemudian menjadikannya sebagai barber identity, yang mampu menggebrak kreasi antar seni, rambut, musik eksperimental, dan street fashion,” tuturnya.
Ide ini juga dijalankan oleh Chief Company. Selain memberikan referensi tren gaya rambut setiap tahun, mereka juga menelurkan sebuah buku dan film pertama di Indonesia mengenai catatan sejarah peradaban pangkas rambut di Indonesia.
“Perjalanan kami mencatat empat etnis yang menjadi pelopor seni cukur rambut secara turun menurun di Indonesia. Mereka adalah suku Minang, Garut, Madura, dan Tionghoa,” tutur Director of Chief Company, Fatsi Anzani.
"Di buku dan film dokumenter ini kami mengungkap kunci keberhasilan mereka (para barber) yang bertahan lintas generasi, berdampingan dengan barber muda yang mencoba bertahan di tengah kuatnya persaingan antar barber modern saat ini,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)