Jakarta: Kekerasan oleh anak kepada orang tuanya pernah terjadi beberapa pekan lalu di Surabaya dan sempat viral. Berdasarkan psikologi, ketika anak menyimpan memori negatif bisa memicu tindakan kekerasan.
Tapi idealnya, anak menyimpan memori kasih sayang sejak dari dalam kandungan ibunya. Hal tersebut disampaikan oleh Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga, Efnie Indrianie, M. Psi.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Kalaupun kondisi ini tidak optimal, anak selayaknya menyimpan memori kasih sayang selama kurun waktu atau rentang usia 0-7 tahun," ujar Efnie kepada Medcom.id di Jakarta.
Sebab, pada usia itu sering disebut dengan imprint period. Mamori kasih sayang yang terbentuk pada usia ini akan tersimpan dalam memori alam bawah sadar.
"Nah, masalahnya jika di usia tersebut tidak ada kasih sayang yang diberikan atau lebih banyak memori yang menyakitkan, maka anak akan menyimpan memori negatif tersebut. Belum lagi jika menurut sudut pandang social learning," paparnya.
Berdasarkan pangang social learning, imitasi pada fase anak-anak akan memengaruhi perilaku setelah dewasa. Apabila sejak kecil lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberikan stimulasi perilaku negatif, maka sejak kecil anak akan mengimitasi perilaku tersebut.
Ia menyatakan hal ini tidak sering terjadi. Ia pun berpendapat bahwa dirinya kecewa atas apa yang telah terjadi pada jiwa seorang anak di Surabaya yang menendang ibunya.
"Saya sangat kecewa melihat perilaku anak yang demikian terhadap ibunya. Berarti konsep love atau kasih sayang sama sekali tidak terbentuk pada anak ini," tuturnya.
Menurut Efnie, berdasarkan ilmu psikologi, tidak bisa ditebak bagaima kondisi psikologisnya, jika memerhatikan hanya dengan kasat mata. Namun, tidak bisa dilepas begitu saja.
"Sebenarnya kondisi anak ini perlu ditangani kondisi psikologisnya, terutama perilaku agresinya. Mengapa? Karena perilaku agresi yang ia lakukan fatal yaitu kepada ibu kandungnya sendiri," imbuh dia.
Meski sanksi hukum tidak lagi berlaku lantaran permintaan sang ibu, harus ada pihak yang merangkul si anak. Upaya ini untuk melakukan perbaikan psikologi anak itu untuk jangka waktu ke depan.
"Untuk masalah sanksi sosial ini tergantung bagaimana lingkungan masyarakat memperlakukan dia," jelasnya.
Sementara itu, kata Efnie, efek jera bisa terjadi menurut teori reinforcement negatif, yaitu apabila hal-hal yang menyenangkan bagi si anak diambil. Contohnya, kebebasan si anak diambil melalui konsekuensi hukum atau ketenangan hidupnya yang diambil melalui sanksi sosial.
Dalam mengatasi kejadian yang serupa di masyarakat luas, perlu diterapkannya tekni khusus agar anak menyayangi ibunya dengan penuh kasih. Caranya cukup sederhana. Pastikan anak mendapatkan kasih sayang yang cukup dari kedua orang tuanya saat anak berusia 0-7 tahun.
"Di usia 7-12 tahun, awasilah lingkungan pergaulannya agar anak berada di lingkungan yang memberikan contoh perilaku yang baik," pungkas Efnie.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(YDH)
