Jakarta: Kompetisi adalah hal yang menantang dan diperlukan di beberapa bidang. Namun wajarkah bila kompetisi tersebut muncul dalam percintaan?
Dalam hubungan percintaan, sering ada kasus di mana beberapa orang ingin merebut satu hati. Hal ini bisa terjadi karena dua hal. Ketertarikan personal atau bisa juga karena adanya jiwa kompetisi yang ingin disalurkan.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Psikolog sekaligus Dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Shahnaz Safitri, M.Psi., Psikolog, menjelaskan bahwa kompetisi tersebut bisa muncul karena adanya motivasi seseorang untuk mendapatkan sesuatu. Hal itu bisa berkaitan dengan popularitas, kekayaan, validasi dan masih banyak lagi.
Oleh karena itu, tidak jarang seseorang ingin berkencan dengan sosok populer yang sering diperebutkan dalam suatu lingkungan dan rela untuk sikat sana, sikat sini.
Bila hal ini terjadi, artinya Anda tidak bisa menyimpulkannya sebagai sebuah cinta. Motif kompetisi umumnya adalah salah satu bentuk persaingan atau status sosial.
“Karena kebutuhannya bukanlah cinta tapi membutuhkan status sosial. Ingin meningkatkan status sosial kita, berpasangan dengan siapa. Kalau konteks anak remaja, saya akan terlihat keren kalau kencanin siapa,” tuturnya pada Medcom.id.
Tidak hanya terjadi pada kalangan remaja, persaingan semacam ini terus bergulir pada kehidupan dewasa pula. Banyak orang yang ingin menaikan status sosialnya, yaitu ingin berpasangan dengan orang yang dianggapnya lebih superior dalam berbagai hal.
“Tapi kalau di dewasa juga ada. Saya harus menikah dengan anak dari keluarga ini, sosial statussnya akan naik,” tuturnya.
Dengan seperti itu, jika kompetisi tersebut berlanjut pada suatu hubungan, maka hubungan tersebut cenderung rentan. Hal ini karena kompetisi bukanlah bentuk dari cinta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(FIR)