Dari kiri kedua: Tya Ariestya selaku Public Figure, pasien bayi tabung di Morula IVF Indonesia Prof. Arief Boediono, Scientific Director Morula IVF Indonesia, dr. Ivan Sini, SpOG selaku CEO Morula IVF Indonesia, dr. Arie Polim, SpOG selaku Medical Directo
Dari kiri kedua: Tya Ariestya selaku Public Figure, pasien bayi tabung di Morula IVF Indonesia Prof. Arief Boediono, Scientific Director Morula IVF Indonesia, dr. Ivan Sini, SpOG selaku CEO Morula IVF Indonesia, dr. Arie Polim, SpOG selaku Medical Directo

Risiko Bayi Tabung Kembar

Rona bayi tabung
Sunnaholomi Halakrispen • 09 Oktober 2019 08:00
Jakarta: In Vitro Fertilization (IVF) atau bayi tabung merupakan proses kehamilan yang terjadi ketika sel telur dibuahi oleh sperma di luar tubuh yang biasanya dalam sebuah tabung. Ada harapan melahirkan anak kembar dengan program bayi tabung.
 
Tidak sedikit pasangan yang menginginkan bayi kembar. Bahkan, ada yang rela mengikuti program khusus. Pada program bayi tabung, memang bisa mendapatkan anak kembar dengan jenis kelamin yang sama maupun berbeda.
 
"Dengan ditransfer dua kemungkinannya, kedua embrio sehat, kondisi ibu optimal, ya dua-duanya menempel. Sehingga dapat (bayi) kembar," ujar Prof. Arief Boediono selaku Scientific Director Morula IVF Indonesia.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Bahkan, bisa dirancang bayi kembar lebih dari dua. Namun, akan berisiko. Bisa saja dari hasil transfer empat embrio, hanya dua atau satu yang menempel di rahim sang ibu. Hal ini pun tidak bisa diprediksi oleh siapapun, termasuk dokter spesialis.
 
"Kalau empat (embrio) menempel, senang saat melahirkan. Tapi ketika menyusui kan susunya hanya ada dua. Ada juga peristiwa yang melahirkan lima bayi, masuk NICU, empat meninggal, sisa satu lahir tapi enggak normal. Maka kalau lebih dari dua itu kebablasan," paparnya.
 
Bahkan, kata Prof. Arief, berhasil melahirkan dua bayi (kembar) pun akan disampaikan bahwa bayi yang sehat sempurna hanya satu bayi. Sebab, kasih sayang yang diberikan si ibu dan nutrisi harus dibagi untuk lebih dari satu anak tersebut.
 
"Baiknya kalau bisa satu dulu, baru 2-3 tahun lagi jalankan program (bayi tabung) untuk adiknya," sarannya.
 
Senada dengan itu, dr. Ivan Sini, SpOG selaku CEO Morula IVF Indonesia pun sepaham. Sangat besar kemungkinan pecah ketuban. Sebab, perut perempuan didesain untuk satu bayi. Hal itu sudah sangat jelas.
 
"Pernah kebayang enggak, enam kilogram ditambah ketuban, jadi total sekitar 10-12 kilogram, Anda kandung sampai 12 bulan. Rahim juga pegal, sehingga risiko untuk prematuritas tinggi, belum hamil dua, hamil tiga, hamil empat," imbuh dr. Ivan.
 
Harus dipertimbangkan, seberapa besar potensi prematur apabila memang menginginkan bayi kembar. Faktor risiko lainnya pun berpengaruh pada kondisi yang dialami si ibu.
 
"Pasti kurang gerak, kemudian komplikasi darah tinggi meningkat. Kemudian, komplikasi perdarahan meningkat," terangnya.
 
Pada bayi kembar, peregangan rahim lebih besar dan itu membuat kontraksi lebih banyak. Selain itu, berpengaruh juga pada tingkat kelelahan dengan padatnya rutinitas yang kemudian berakibat pada keguguran si bayi kembar.
 
"Bukan karena darah rendah, tapi kalau darah HB anemia bisa sebabkan kontraksi, karena sel darah merah. Hal ini menyebabkan oksigennya kurang untuk bayi, kalau untuk ke rahim jadi berkontraksi," lanjutnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(FIR)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif