Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of American Academy of Child dan Adolescent Psychiatry menemukan kemungkinan hubungan antara pengasuhan yang terlalu keras dengan perilaku antisosial anak.
Para peneliti dari University of Pennsylvania, University of Michigan, dan Michigan State University menganalisis 227 set kembar identik.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Mereka mengamati perbedaan gaya pengasuhan dan membandingkan pengalaman masing-masing kembar. Kemudian peneliti melihat apakah perbedaan-perbedaan tersebut berkaitan dengan tanda-tanda perilaku antisosial anak.
Supaya menghasilkan kesimpulan seakurat mungkin, para ibu dan ayah mengisi 50 pertanyaan survei tentang seperti apa lingkungan rumah mereka.
Mereka juga menilai tingkat "otoriter" dan "kehangatan" orang tua dengan memeringkat 24 pernyataan. Antara lain "Saya sering kehilangan kesabaran terhadap anak saya" dan "Anak saya tahu saya mencintainya."
Para peneliti kemudian mengevaluasi perilaku anak berdasarkan jawaban ibu mereka terhadap 35 pertanyaan mengenai apakah mereka menunjukkan "sifat tidak berperasaan." Faktor-faktor ini berguna untuk memprediksi perilaku antisosial.
Hasilnya, kembar yang berada dalam pola asuh otoriter dan kurang mendapat kehangatan emosional di rumah berisiko lebih besar menunjukkan sifat agresif.
(Baca juga: Pola Asuh Helikopter Berdampak Buruk Bagi Anak)
.jpg)
(Perubahan pada lingkungan mungkin mencegah dan menjauhkan anak mengembangkan perilaku antisosial. Foto: John-Mark Smith/Unsplash.com)
Selain itu mereka juga cenderung kurang berperasaan seperti kurangnya empati atau ketidakpekaan emosional.
Rebecca Waller, asisten profesor di Departemen Psikologi Penn dan peneliti utama studi itu, sepakat bahwa strategi pengasuhan yang terlalu keras dapat memengaruhi perilaku anak dalam jangka panjang.
"Beberapa studi sebelumnya mengenai pola asuh, kurang kehangatan emosional berfokus pada biologis dasar anak, seperti genetika dan otak. Alasannya sifat-sifat ini berkembang terlepas dari apa yang terjadi di lingkungan anak dan cara mengasuh tidak berpengaruh." katanya seperti diungkap Popsugar.
Waller menambahkan, perubahan pada lingkungan mungkin mencegah anak mengembangkan perilaku antisosial yang lebih parah.
"Studi ini secara meyakinkan menunjukkan bahwa selain gen, pola asuh berkontribusi pada pengembangan sifat-sifat dan emosional yang berisiko," kata Luke Hyde, seorang profesor di Departemen Psikologi Michigan.
"Ini karena kembar identik memiliki DNA yang sama, kita lebih yakin perbedaan pengasuhan memengaruhi pengembangan sifat-sifat tersebut," tambah Hyde lagi.
Mereka berharap temuan mereka memberi terobosan dalam mengubah pola pengasuhan keluarga.
"Menciptakan intervensi praktis yang mengubah perilaku di berbagai jenis keluarga sangat rumit. Tetapi cara orang tua peduli terhadap anak-anak mereka dapat mengubah perilaku kurang peka emosional anak," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)