Pengamat Sejarah asal Kota Depok JJ Rizal mengatakan mudik Lebaran merupakan peristiwa budaya dan sudah menjadi kebiasaan turun temurun di masyarakat. Sehingga, diperlukan pendekatan khusus untuk mencegah mereka pulang ke kampung halaman.
"Salah satunya orang Betawi yang berada di wilayah Jabodetabek ada ungkapan kita bekerja mencari uang selama 11 bulan, maka dalam satu bulan (Ramadan dan Idul Fitri) dihabiskan untuk mencari rida (rahmat) dan berkah."
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Berkaca dari hal ini, maka harus ada solusi bagaimana pemerintah melakukan pendekatan dan niatan kampanye kultural kebudayaan secara besar-besaran," Ucap JJ Rizal dalam Diskusi Daring, perihal antisipasi pemudik lokal saat Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah lintas wilayah Jabodetabek, Kamis 7 Mei 2020 lalu.
Rizal menuturkan, pendekatan dari sisi struktur kebudayaan pada setiap kampung di seluruh wilayah Jabodetabek menjadi salah satu alternatif yang bisa dilakukan pemerintah daerah, selain menetapkan larangan untuk tidak mudik.
"Dalam konteks ini, bisa merangkul tokoh agama dan tokoh masyarakat yang memiliki kekuatan di wilayah untuk membuat pernyataan kultural, yang mengimbau dan mengajak agar tetap tinggal dan tidak perlu pulang ke kampung halaman," paparnya.
Salah satu contoh penerapan pendekatan dari sisi kebudayaan dan bisa ditiru pada setiap wilayah, menurut dia adalah program Si Gacor (Kampung Siaga Korona) milik Pemerintah Kota Tangerang di mana dibentuk kampung siaga korona yang di dalamnya berisi RT, RW, Kelurahan, Kecamatan bersama-sama melakukan penanggulangan covid-19.
"Ini adalah medium, atau cara untuk mendekati masyarakat. Sambil memberikan imbauan maupun sosialisasi penerapan aturan," tegasnya.
Sementara itu, Kepala BPTJ Kemenhub RI Polana Pramesti juga sepakat dengan ide pendekatan dari sisi kebudayaan tersebut, dirinya menambahkan keluarga memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman.
"Jadi setiap keluarga juga memberikan pemahaman kepada keluarga lain agar tidak perlu datang saat Lebaran tahun ini, silaturahmi bisa dilakukan secara daring," paparnya.
Selanjutnya Juru Bicara Tim Gugus Tugas Penanganan dan Percepatan Covid-19 Kota Depok menerangkan konsep pendekatan kultural dinilai cukup efektif saat Hari Raya Idul Fitri nanti. Pemerintah Kota Depok juga telah mengeluarkan instruksi serupa, yaitu program peduli kepada tetangga atau nyapa online.
"Muatan-muatan instruksi tersebut, sama dengan pendekatan kultural dan sudah disebar ke seluruh Kelurahan, maupun Kecamatan di Kota Depok," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)