Temuan yang dipublikasikan dalam Journal of Diabetes tersebut menunjukkan bahwa ibu yang depresi memiliki kortisol (CT) dan sekretorik imunoglobulin (s-IgA) yang lebih tinggi dan menunjukkan pola asuh yang lebih negatif. Hal tersebut berpengaruh pada perilaku stres dan sistem kekebalan tubuh yang ditandai dengan efek negatif, intrusi, dan kritik.
"Setelah mengikuti ibu dan anak di dekade pertama kehidupan, kami menemukan bahwa paparan depresi ibu merusak fungsi sistem kekebalan tubuh anak dan respons stres," kata penulis senior Ruth Feldman dari Interdisciplinary Center Herzliya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
(Baca juga: Depresi Pasca Melahirkan Mengintai Para Ibu)
(Kesehatan mental ibu sangat berpengaruh pada perkembangan anak. Sebuah studi menyimpulkan bahwa ibu yang depresi dapat memberi efek buruk pada mental anak hingga dewasa. Foto: Derek Thomson/Unsplash)
Gangguan semacam itu, yang berpengaruh pada tingkat stres dan sistem imun anak, bisa menyebabkan psikopatologi saat anak beranjak dewasa.
Penelitian tersebut melibatkan 125 anak yang dipantau sejak lahir hingga berusia 10 tahun. Pada usia 10 tahun, tingkat CT dan s-IgA ibu dan anak diukur dan dilakukan diagnosis pada psikiatik dan interaksi pada mereka.
Para peneliti menemukan bahwa anak-anak dari ibu yang depresi cenderung menunjukkan gangguan kejiwaan tertentu memiliki tingkat s-IgA yang lebih tinggi dan menampilkan penarikan sosial yang lebih besar.
"Kami juga menemukan bahwa gangguan pada respons stres dan kekebalan anak dibentuk oleh efek yang sama dari depresi pada tekanan dan sistem kekebalan ibu," kata Feldman. Hal tersebut pada akhirnya menyebabkan menurunnya kualitas pengasuhan ibu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)
