Setidaknya, ada dua hal yang perlu diperhatikan. Ini disampaikan langsung oleh dr. Arie Polim, SpOG selaku Medical Director Morula IVF Indonesia.
"Harus periksakan ke dokter lebih sering dari pada yang hamil normal, artinya kalau dia masuk mulai di atas 5-6 bulan dia sudah mulai dua minggu sekali," ujar dr. Arie di Cikang Resto, Menteng, Jakarta Pusat.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Kedua, sang ibu hamil harus menjaga aktivitas fisiknya. Hamil dengan program bayi tabung dilarang melalukan pekerjaan yang berlebihan, apalagi yang menyebabkan dirinya terlalu lelah atau capek.
Kemudian, hindari juga faktor-faktor yang mempercepat prematur. Ada banyak faktor, salah satunya hipertensi. Maka demikian, tingkat hipertensi harus dijaga.
"Darah tinggi enggak boleh, anemia, faktor gizi harus cukup. Sangat penting untuk jaga kehamilan, karena dia menjaga untuk supaya ketuban enggak pecah," paparnya.
Selain itu, agar lebih meningkatkan keberhasilan prosedur bayi tabung, pemeriksaan terhadap embrio juga diperlukan. Salah satunya adalah pemeriksaan PGT-A atau Preimplantation Genetic Testring for Aneuploidy, yakni tindakan pemeriksaan kromosom pada embrio.
Tindakan ini dengan teknologi Next Generation Sequencing (NGS) yang dilakukan sebelum transfer embrio atau penanaman kembali embrio ke dalam rahim. Pemeriksaan tersebut sudah terbukti dapat memberikan dampak positif bagi kesuksesan program bayi tabung.
"Pemeriksaan PGT-A sangat disarankan bagi pasangan yang pernah mengalami kegagalan program bayi tabung. PGT-A bisa meningkatkan keberhasilan kehamilan hingga 60-70 persen, terlebih bagi wanita yang masih berada di bawah usia 30 tahun," jelasnya.
Selain itu, perubahan pada gaya hidup yang sehat juga menjadi salah satu faktor pendorong keberhasilan program bayi tabung. Maka demikian, segeralah menjalankan pola hidup sehat sebelum menerapkan program bayi tabung.
Menanggapi hal tersebut, dr. Ivan Sini, SpOG selaku CEO Morula IVF Indonesia mencoba menambahkan. Menurutnya untuk meminimalisir keguguran, salah satu caranya dengan rutin mengontrol kandungan. Bukan empat kali dalam satu tahun, mengikuti anjuran World Health Organization (WHO).
"Saya sarankan satu bulan sekali itu kontrol, begitu masuk tujuh bulan, kontrol dua minggu sekali. Memasuki sembilan bulan itu satu minggu sekali untuk melalukan proses pemantauan rutin," pungkas dr. Ivan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(FIR)