"Kalau membeli merek lain yang mahal, mereka tidak masalah. Tapi kalau batik, mereka tidak mau. Kesannya batik itu murah dan tidak menarik," ujar Linda Sudarsono, saat ditemui dalam acara Trunk Show Chinese New Year 2016: Year of Monkey, di Jakarta, Rabu (27/1/2016).
Linda bertekad mendongkrak pamor batik. Perempuan berambut pendek ini merintis karier fesyen berawal dari hobi. Lambat laun, Linda mengerucutkan fokus pada batik.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Butik pertama miliknya berdiri pada awal November 2015, dan hanya melayani kerabat atau teman saja. Linda mendesain busana bergaya casual dan longgar.
Seiring waktu bergulir, Linda mulai membuat baju ready to wear dan bisa dikenakan ke acara formal maupun pesta.
Keseriusan wanita berusia 46 tahun tersebut terlihat dari beberapa ajang fashion show yang pernah diikutinya, yaitu Ciputra World Fashion Show di Surabaya pada 2015 dan fashion Show tunggal di KBRI Jepang pada tahun yang sama.
Tahun ini, karyanya akan dipamerkan dalam ajang Indonesia Fashion Week 2016 di Jakarta, dan Female on the Move (Femme) Celebes Fashion Show 2016 di Makassar.
Berbicara mengenai kiatnya untuk tetap bertahan di antara deretan desainer lain, Linda mengandalkan pendekatan personal dan memproduksi busana dalam jumlah terbatas.
"Kalau saya sih, menyesuaikan dengan kebutuhan mereka (konsumen) agar puas. Kebanyakan pelanggan sudah berlangganan tetap," jelasnya.
Saat ini, Linda sudah memiliki empat gerai butik yang salah satunya bertempat di kediamannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(ROS)