Dan seandainya apa yang di bumi (setiap) pohon menjadi pena dan laut (dijadikan tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut, niscaya tidak akan habis kalimat-kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa, lagi Maha Bijaksana. (QS Luqman:27)
medcom.id, Jakarta: Berbeda dengan manusia dan makhluk ciptaan-Nya, ilmu Allah SWT amat luas, tak terbatas.
KH Quraish Shihab dalam Tafsir Al Mishbah edisi Senin, 29 Mei 2017 di Metro TV menyajikan pembahasan tentang perbedaan ilmu Allah SWT dengan pengetahuan terbatas yang dikaruniakan kepada makhluk ciptaan-Nya.
Keluasan ilmu Allah SWT digambarkan cukup jelas melalui QS Luqman: 27. Allah SWT memperumpamakan, jika seluruh pohon di dunia dijadikan pena, dan laut yang ditambah tujuh samudra disulap menjadi tinta, maka semuanya tidak akan sanggup menuliskan betapa agungnya pengetahuan yang dimiliki Allah SWT.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Yang menarik dari ayat tersebut, Allah tidak menyebut 'pohon-pohon' atau penjelasan sejenis dalam bentuk jamak atau menunjukkan makna bilangan yang banyak. Penggunaan kata syajaratin justru mengibaratkan seluruh pohon yang ada; tanpa sisa.
"Ambil contoh, jika seseorang mengucap 'mahasiswa-mahasiswa' telah hadir, maka bisa jadi ada yang tidak hadir. Berbeda dengan penyebutan khusus dengan makna menggenapi; tidak ada seorang pun yang tidak hadir," kata Quraish.
Begitu juga, tentang gambaran pengiasan laut yang lebih banyak dibanding pohon. Dalam ayat itu, ada penyertaan 'dan ditambahkan tujuh laut'. Sebab sejatinya, tinta akan lebih dulu habis dibanding keperluan untuk mengganti pena dalam sebabak kegiatan tulis menulis.
Sementara 'kalimat' Allah, diartikan cukup beragam. Termasuk dimaknai sebagai ilmu Allah SWT. Perbandingannya nyaris sama, penggunaan kata 'kalimat' (dalam Bahasa Arab)yang menunjukkan satu makna tunggal lebih dianggap mewakili dibanding penggunaan kalim dalam bentuk jamak alias plural.
Artinya, keterbatasan makhluk dalam menyelami ilmu Allah SWT belum dalam kadar keseluruhan, atau hanya dalam perumpamaan bagian kecil.
"Sedangkan ilmu seluruh manusia, jika dikumpulkan pun hanya setetes dari samudra," kata dia.
Secara sederhana, ada tiga perbedaan antara ilmu Allah SWT dengan pengetahuan manusia. Pertama, ilmu Allah SWT bersifat jelas, sementara manusia masih samar, bahkan tertutup. Kedua, ilmu Allah SWT tak mungkin salah dan keliru, sedangkan manusia sarat lupa, bahkan salah.
"Berikutnya, Allah SWT mengetahui sebelum, saat, dan sesudah terjadinya sesuatu. Sementara manusia, cuma bisa menduga," terang penulis Tafsir Al Mishbah tersebut.
Dalam penutup QS Luqman: 27, Allah SWT menunjukkan dirinya sebagai Maha Perkasa, dan Maha Bijaksana. Maknanya, ada kebijaksanaan Allah SWT yang tak terbatas pula di balik ilmu-Nya yang luas tak bertepi.
"Tidak semua ilmu dibuka oleh Allah SWT. Contohnya, perasaan benci atau lainnya dari satu manusia ke manusia lain. Betapa Allah SWT amat bijaksana," kata Quraish.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (SBH)
