Pengalaman ini pula yang dialami oleh mahasiswa asal Indonesia, Gugun Gumilar. Ia merupakan penerima Beasiswa Unggulan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2013. Saat ini ia tengah menuntut ilmu di Universitas Hartford untuk jenjang master.
"Muslim di Amerika menjalankan ibadah puasa punya tantangan tersediri. Maklum saja, banyak orang makan di jalan ataupun di tempat umum dengan bebas dilihat secara kasat mata, restoran, kafe, tempat tempat hiburan buka di bulan Ramadan," kata Gugun kepada Metrotvnews.com, Senin (14/7/2014).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Bagi Gugun, berpuasa di negeri Paman Sam tak hanya menahan haus dan lapar. Di negara yang memiliki waktu berpuasa selama sekitar 15 jam ini juga mengharuskan umat muslim di Amerika puasa indera, terutama mata, agar tidak mengurangi pahala puasa.
"Panca indera harus dijaga, karena mata seringkali melihat sesuatu yang bebas di tempat-tempat umum. Contohnya, melihat orang Amerika berpakaian secara bebas, berpacaran atau ciuman di tempat umum menjadi hal yang lumrah bagi mereka," kata Gugun.
Pengalaman selama dua tahun jauh dari Tanah Air yang berpenduduk mayoritas muslim, membuat pria asal Purwakarta, Jawa Barat, ini tergerak mengenalkan puasa pada masyarakat Amerika melalui dakwah.
Seringkali ia mendapatkan pertanyaan dari penduduk setempat bagaimana mungkin seseorang bisa berpuasa selama sebulan penuh. Dari sinilah ia mendapatkan cara untuk mengenalkan Islam pada warga AS.
"Seringkali orang Amerika bertanya kepada saya, “Why you are fasting for the whole month? It’s impossible”. Pertanyaan ini sering dilontarkan kepada muslim Amerika. Di sinilah saya menilai “da’wah bil al-lisan” kepada orang Amerika yang ingin mengetahui puasa dan manfaatnya bagi muslim," jelas Gugun.
Meski banyak tantangan, berpuasa di tengah-tengah warga Amerika dipastikan tak ada halangan. Sebab, warga AS sangat menghormati kebebasan beragama. Mereka saling menghargai antar-pemeluk agama. Ia menyimpulkan, puasa di AS bisa dilakukan dengan lancar tanpa rasa takut akan adanya kekerasan bagi kaum muslim minoritas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (DOR)
