Berita tentang informasi Ramadan 2024 terkini dan terlengkap

Pelajar mengamati diorama sejarah di Museum Kebangkitan Nasional (ex Gedung Stovia), Jakarta, Sabtu (19/5/2018)/ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Pelajar mengamati diorama sejarah di Museum Kebangkitan Nasional (ex Gedung Stovia), Jakarta, Sabtu (19/5/2018)/ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Pengorbanan Budi Utomo Sumbangkan Beasiswa Ramadan

Sobih AW Adnan • 20 Mei 2018 20:29
Jakarta: Lebih dari seabad lalu, sekumpulan pelajar percaya bahwa kemerdekaan dan kedaulatan Tanah Air kelak berada di tangan mereka. Demi mewujudkan gagasan itu, mereka bersepakat untuk mendirikan wadah bersama sebagai tempat saling tukar pikiran dan gagasan.
 
Pelajar berpikiran maju dari School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA), alias sekolah pendidikan dokter itu antara lain Soetomo, Goenawan Mangoenkoesoemo, dan Soeraji. Organisasi yang terbentuk, direncanakan menjadi titik mula dilaksanakannya kongres pemuda Hindia Belanda, suatu yang hal belum lazim digelar kalangan bumiputra di tanah Jawa.
 
Pada 20 Mei 1908, organisasi yang mereka namakan Budi Utomo itu pun terwujud. Hanya saja, kongres pemuda yang dicita-citakan itu masih mendapati kendala dalam hal pendanaan.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Sejarawan Slamet Muljana dalam Kesadaran Nasional: dari Kolonialisme sampai Kemerdekaan (2008) menceritakan, demi terlaksananya kongres tersebut para pelajar rela memasrahkan waktu dan harta benda yang dimiliki. Mereka menjual barang-barang pribadi seperti arloji, kain panjang, ikat kepala, dan banyak benda lainnya.
 
Surat-surat dan kunjungan kepada tokoh terkemuka, baik dari dalam dan luar kota pun dilakukan demi mendapatkan simpati dan memperkuat jaringan.


"Banyak pengorbanan yang diberikan Soetomo dan teman-temannya. Uang tunjangan pemerintah untuk bulan puasa juga disediakan untuk penyelenggaraan kongres," tulis Slamet.


Impian dan tantangan
 
Budi Utomo, tidak cuma didirikan pelajar-pelajar STOVIA. Puluhan pemuda dari Landbouw School (Sekolah Pertanian), Veeartsnij School (Jurusan Kehewanan), Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren -OSVIA- (Pendidikan Calon Pamongpraja), Hogere Burger School (Sekolah Menengah Petang) dan Normaalschool (Sekolah Guru) turut bergabung.
 
Nama Budi Utomo, diambil dari pujian Soetomo kepada Wahidin Soedirohoesodo yang berbunyi; "Punika satunggaling padamelan sae sarta nelakaken budi utami. Ini merupakan perbuatan baik serta mencerminkan keluhuran budi)."
 
Setelah organisasi modern pertama masyarakat Jawa ini terbentuk, barulah soal pendanaan menjadi lebih mudah diatur. Untuk anggota biasa minimal menyerahkan 0,25 gulden per orang.
 
Menurut Jamie S. Davidson (Ed) pada Adat dalam Politik Indonesian (2010) Budi Utomo juga mengawali gagasan tentang koperasi. Antusiasme pada koperasi dalam kongres pertama organisasi nasional itu dibuktikan dengan pendirian 'toko andil' di banyak tempat. Toko ini merupakan kedai eceran atau koperasi konsumen yang menjual barang kebutuhan sehari-hari berdasarkan keuntungan.
 
"Namun, semuanya lenyap akibat perencanaan yang kurang cermat, kurangnya kesetiaan anggota, salah urus, dan sejenisnya," tulis Davidson.
 
Belum lagi, Sutomo dan kawan-kawan banyak mendapatkan tekanan. Termasuk dari pihak STOVIA sendiri. Ia nyaris dikeluarkan karena dituduh melawan pemerintah.
 
Pada akhirnya, Budi Utomo mampu menggelar kongres yang dicita-citakannya itu pada 3-5 Oktober 1908. Namun titik mula pendirian organisasilah yang ditasbihkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional, pelopor gerakan persatuan dan kebangsaan di Indonesia.
 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(SBH)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif