Mustofa menceritakan, sejak duduk di bangku kelas 5 sekolah dasar, setiap malam di bulan Ramadan dia ikut thethek keliling desa. Dia bersama sembilan temannya tidur di musala usai salat tarawih. Mereka memulai thethek sekira pukul 01.30 WIB.
“Kalau sudah mau jam 02.00 bangun terus berangkat thethek,” ucap Mustofa, pelajar sekolah menengah pertama (SMP) itu, Kamis, 17 Mei 2018.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Tengah malam tiba, bergegas Mustofa bersama teman-temannya menyusuri jalan desa dengan musik thethek. Setelah berjalan cukup jauh, mereka berhenti. Di sela-sela istirahat, mereka membunyikan petasan rawit.
“Biasanya jalan sampai jam 03.15 terus pulang ke rumah masing-masing untuk makan sahur,” kata Mustofa.
Alat musik thethek yang digunakan, disampaikan Mustofa, hasil buatan anak-anak sendiri. Dengan memanfaatkan bambu bekas, mereka membuat kentongan. Agar irama dan musik yang dihasilkan lebih menarik, anak-anak membuat tamborin dari tutup botol minuman bersoda.
“Icik-iciknya buat sendiri, terus blung (jeriken) pinjam. Yang mukul blung nanti gantian, karena kan berat,” beber Mustofa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (RRN)