Berita tentang informasi Ramadan 2024 terkini dan terlengkap

Muslim Kamboja merayakan Idul Fitri pada Rabu 30 Juli 2014 -- REUTERS/Navesh Chitrakar
Muslim Kamboja merayakan Idul Fitri pada Rabu 30 Juli 2014 -- REUTERS/Navesh Chitrakar

Muslim Minoritas di Kamboja Baru Rayakan Idul Fitri

Meilikhah • 31 Juli 2014 11:34
medcom.id, Kamboja: Meh Sem (79), tinggal di desa Chan Kiek yang merupakan salah satu dari 400.000 muslim minoritas Cham yang tinggal di Kamboja. Di negara itu, diyakini Islam dibawa pada saat kerajaan kuno Champa berabad-abad lalu dari Vietnam.
 
Mereka baru merayakan Idul Fitri pada Rabu 30 Juli 2014 kemarin dan kembali ke desa untuk berkumpul bersama kerabat dan sahabat. Secara khusus, keluarga Sem dan umat muslim lainnya di provinsi ini menyebut diri mereka sebagai Bani Cham.
 
Mereka mengadopsi budaya Arab dunia, meninggalkan beberapa kepercayaan mistis dan animisme yang masih dipertahankan oleh warga Cham lain.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Peneliti Bani Cham, Leb Ke melihat, tidak seperti penduduk Bani Cham lainnya, sekitar 15.000 warga Cham lainnya hanya salat sekali seminggu pada hari Jumat, kecuali selama bulan Ramadan ketika mereka salat setiap hari.
 
Karena perbedaan inilah, umat muslim lain yang melaksanakan salat lima waktu setiap hari dianggap bukan Cham yang Islami. Sementara muslim yang salat lima waktu juga menganggap dirinya muslim Cham asli.
 
"Ketika orang mengikuti Islam modern, budaya Kamboja ditinggalkan. Jadi inilah masalah utama bagi muslim Cham di Kamboja, Bani Cham mengubah ajaran ke gaya Timur Tengah yang lebih Islam. Jilbab untuk perempuan, dan melupakan budayanya," kata Leb Ke, Kamis (31/7/2014).
 
Sementara itu, Sem mengungkapkan semenjak rezim Red Khmer berkuasa, semua agama kecuali Budha tidak diakui, sehingga tempat ibadah dan dokumen keagamaan dihancurkan. Cham menjadi sasaran kekerasan genosida di rezim Red Khmer.
 
"Aku harus bekerja keras hidup di bawah Red Khmer, kami benar-benar menderita karena dipaksa pindah agama dan kami sangat kelaparan, saya sangat ingat itu," kenang Sem yang mengaku istrinya menjadi korban tewas akibat kelaparan setelah 10 hari rezim Red Khmer digulingkan.
 
Bersama Sem, Soyas, anaknya yang masih muda merupakan generasi yang beruntung. Selama hidupnya, toleransi beragama telah diabadikan dalam konstitusi Kamboja.
 
Muslim Cham hanya menghadapi sedikit diskriminasi, namun beberapa di antara muslim lainnya memegang peranan penting di pemerintahan tinggi Kamboja saat ini. (Worldbulletin.net)
 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(AHL)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif