Pria yang lama tinggal di Amerika Serikat itu menyebutkan puasa di Negeri Paman Sam lebih khusyuk dan damai ketimbang di Indonesia. Ia bercerita, di Amerika jarang terdengar ponselnya berbunyi sehingga tidak menggganggu ibadah. Sementara di Indonesia, ponselnya tak henti berbunyi.
"Ada tantangan puasa di sini, tantangan beda. Sewaktu di sana (Amerika Serikat), ada yang menanyakan berapa kali HP saya berdering di sana. Itu jarang sekali," ungkap Arcandra saat buka puasa bersama APBI di Jakarta, Rabu malam, 23 Mei 2018.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Arcandra menuturkan, bunyi ponselnya karena banyaknya pesan yang masuk dari grup aplikasi pesan WhatsApp. Padahal ketika di Amerika dia hanya memiliki beberapa grup saja.
Belum lagi, lanjut wakil menteri yang dikenal religi ini, tantangan yang muncul saat berpuasa adalah ketika nomor ponselnya dimasukkan oleh seseorang ke dalam suatu grup WhatsApp yang tidak dikenalnya.
Alhasil, saat dirinya keluar dari grup tersebut, banyak komentar negatif bermunculan. Salah satu yang ia sebut adalah komentar tentang dirinya dianggap sombong karena sudah menjadi Wakil Menteri ESDM.
"Di sini grup WA itu enggak ketulung banyaknya. Ini sebuah tantangan besar, di sini kenapa WA grup. Coba bayangkan, tiba-tiba ada orang masukkan nama kita dalam WA grup. Kita tidak tahu, terus keluar. Muncul itu komentar langsung japri (jalur pribadi). "Baru jadi wamen sudah sombong," kata dia menceritakan pengalamannya.
"Saya tidak tahu dimasukkan WA grup, saya keluar, diprotes," imbuh dia.
Menurutnya, hal-hal seperti ini yang menjadi tantangan besar berpuasa di Indonesia. Butuh kesabaran ekstra menghadapi banyaknya grup WhatsApp dan komentar negatif banyak orang.
"Nah ini berpuasa di Indonesia tantangan terbesar adalah menjadi orang sabar," tutup dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (AHL)
