Berita tentang informasi Ramadan 2024 terkini dan terlengkap

Masriyah Amva, Pimpinan Pondok Pesantren Kebon Jambu Al-Islamy, Cirebon. Foto: MTVN/Renatha Swasty
Masriyah Amva, Pimpinan Pondok Pesantren Kebon Jambu Al-Islamy, Cirebon. Foto: MTVN/Renatha Swasty

Memperjuangkan Kesetaraan Hidupkan Pesantren

Renatha Swasty • 30 Mei 2017 06:05
medcom.id, Cirebon: Sepuluh tahun lalu Masriyah Amva, Pimpinan Pondok Pesantren Kebon Jambu Al-Islamy, Cirebon mengalami kegalauan luar biasa. Usai ditinggal suami, KH Muhammad, pesantrennya ditinggal santri.
 
Pada 2007, 350 santri yang mengecam pendidikan pergi satu persatu lantaran kiai yang menjadi panutan meninggal dunia. Pesantren belum memiliki pengganti Muhammad. Masriyah pun memberanikan diri menggantikan mengisi posisi yang ditinggalkan sang suami.
 
Kepemimpinan Masriyah kurang dipercaya. Apalagi seorang perempuan memimpin pesantren masih tabu.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Dia pun kerap mendapat sinis dari sejumlah pihak. Masriyah pun tak bisa berbuat apa-apa kecuali berserah diri dan menangis. Tapi, di tengah kegalauan itu, dia rajin menulis.
 
"Saya menulis puisi," kata Masriyah ditemui di rumahnya, Senin 29 Mei 2017.
Tuhan saya pingin sekali Tuhan ajari aku, sesuatu yang tidak pernah Engkau ajarkan pada siapapun, supaya saya istimewa, agar aku mengerti sesuatu yang tidak dimengerti seorang pun.
 
Tuhan adakah ini permintaan yang sungguh luar biasa, dari hambamu yang sangat biasa yang ingin menjadi luar biasa. Tuhan sungguh aku percaya Engkau Maha Luar Biasa.

Begitu puisi yang dituliskannya kala itu.
 
Masriyah bercerita, dua tahun pertama memimpin pesantren adalah masa paling sulit. Kala itu, ia merasa terombang ambing antara hidup dan mati.
 
Perjuangkan kesetaraan
 
Tapi, Masriyah tak putus semangat. Sambil jadi pimpinan dia menulis puisi dan buku soal kesetaraan gender dan pluralisme salah satunya hubungan perempuan dengan Tuhan.
 
"Itu dicari banyak orang dan menjadi istimewa dalam pandangan mereka dan kemudian mereka menganggap pemikiran saya istimewa," kata dia.
 
Lewat puisi dan buku, Masriyah makin dikenal banyak orang. Pemikirannya pun mulai diterima.
 
Rupanya. kata dia, itu membuat santri kembali belajar ke pesantren miliknya. Lama kelamaan, pesantren makin penuh hingga hari ini ada 1400 santri dan santriwati yang mondok.
 
Masriyah merasa tak ada yang salah dari kepemimpinannya di pondok pesantren. Baik perempuan maupun laki-laki kata dia memiliki kemampuan yang sama.
 
Apalagi, saat suaminya meninggal dan meninggalkan pesantren, Masriyah tak ingin jatuh. Dia ingin membantu santri dan santriwati yang kebanyakan orang yang sulit keuangan untuk belajar.
 
"Saya tidak bisa menghadapi cibiran kemudian saya mati. Saya kepingin hidup, keluarga saya, pesantren saya. Saya tidak mau mati oleh tantangan yang mematikan saya. Saya mau berjuang dan mempertahankan agar pesantren ini tetap hidup. Lalu salahnya di mana?" kata Masriyah.
 
Kini, 10 tahun setelah Masriyah berjuang untuk sama seperti laki-laki, kerjanya tak sia-sia. Pondok pesantrennya makin berkembang dengan ditambah sejumlah fasilitas dan bangunan baru.
 
Hingga kini, Masriyah sudah menerima empat penghargaan dari Kementerian Agama RI, Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Bupati, dan Albiruni Award terkait persamaan gender dan pluralisme. Dia juga sudah bolak balik jadi pembicara soal itu.
 
Dia bilang, perempuan tidak boleh bergantung pada laki-laki. Pada Tuhanlah perempuan harus bergantung. Begitupulan dalam hidup manusia harus menghormati manusia lain tanpa mengetahui latar belakangnya.
 
"Saya hanya ingin berbakti kepada Tuhan, kepada bangsa ini, kepada umat, saya ingin hidup berguna," pungaks dia.
 
Hingga saat ini, ajara kesetaraan gender dan pluralisme terus diturunkan pada santri dan santriwati di Pondok Pesantren Kebon Jambu Al-Islamy.
 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(SUR)
LEAVE A COMMENT
LOADING
TERKAIT
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif