Dalam Sejarah Nasional Indonesia VI: Zaman Jepang dan Zaman Republik (2011) Marwati Djoened mengutip ucapan Sukarno yang menyebut bahwa pembacaan proklamasi kemerdekaan sebagai peristiwa "maha penting". Sebab itulah, Presiden Sukarno tetap memilih untuk tetap berdiri di hadapan rakyat dan tidak memedulikan kondisi tubuhnya yang masih terbilang lemah.
Bulan suci sebagai saksi dinyatakannya kemerdekaan bangsa Indonesia itu bukan sepenuhnya kebetulan. Dua hari sebelumnya, saat terlibat dalam perdebatan dengan golongan muda ihwal kapan waktu kemerdekaan Indonesia layak dinyatakan, Presiden Sukarno mengatakan telah jauh-jauh hari memilih Ramadan sebagai hari ditabuhnya gong pembebasan.
"Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib Tanah Air kita di dalam tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri, akan dapat berdiri dengan kuatnya," ucap Presiden Sukarno, dikutip Marwati.
"Di Saigon, saya sudah merencanakan seluruh pekerjaan ini untuk dijalankan tanggal 17," kata Sukarno seperti dikutip Ahmad Soebardjo dalam Lahirnya Republik Indonesia (1977).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Mengapa justru diambil tanggal 17? Mengapa tidak sekarang saja? Atau tanggal 16?" tanya Sukarni, mewakili golongan muda.
Baca: Menu Sahur Sukarno dan Hatta di Pagi Kemerdekaan Indonesia
"Bahwa itu adalah saat yang baik. Angka 17 adalah angka suci. Pertama-tama kita sedang berada dalam bulan suci Ramadan, waktu kita semua berpuasa, ini berarti saat yang paling suci bagi kita. Tanggal 17 besok hari Jumat, hari Jumat itu Jumat legi, Jumat yang berbahagia, Jumat suci. Alquran diturunkan tanggal 17, orang Islam sembahyang 17 rakaat, oleh karena itu kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia," jelas Sukarno.
Atas desakan golongan muda yang menganggap proklamasi lebih elok untuk dilaksanakan dengan segera, akhirnya Sukarno mengalah. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang lebih masyhur dilakukan pada 17 Agustus 1945 itu menggema bertepatan dengan tanggal 9 Ramadan 1364 Hijriah, 75 tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (SBH)