Rasulullah SAW dan para sahabat mendengar Abu Sufyan yang memimpin kafilah musyrik Quraisy hendak melintasi rute di sekitar Madinah. Pasukan bersiap untuk berjaga, juga menelusuri jalan guna memotong jalur agar rombongan tidak mendapatkan akses air maupun tempat beristirahat.
Sesampainya di Araqah ad-Dzabyah, rombongan yang terdiri Nabi dan banyak sahabat, termasuk Ali bin Abi Thalib tersebut bertemu dengan seorang Arab Badui. Nabi mendekati lelaki itu, para sahabat pun turut guna mengenalkan Nabi sekaligus ingin menanyakan sedikit banyak informasi seorang Abu Sufyan. Namun, belum juga Nabi diperkenalkan sahabat, lelaki Badui justru berteriak.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Apa di antara kalian ada utusan Tuhan?!."
"Ya," kata seorang sahabat menjawabi lelaki itu.
"Kalau memang dia ada, coba katakan apa yang ada di dalam perut untaku ini?," tanya lelaki Badui.
Mendengar pertanyaan itu, muncul rasa kesal dan jengkel di dada sahabat bernama Salamah ibn Waqash. Ingin rasanya ia marah, namun ragu untuk masalah yang dianggap tak seberapa.
"Hai orang bodoh, jangan kau tanyakan hal tak berguna itu kepada Rasulullah. Kemarilah, akan kujawab pertanyaanmu," jawab Salamah. Ia melangkah lebih mendekat. Semua mata sahabat tertuju ke arah kedua lelaki yang kini telah berhadapan.
"Kamu telah menghamili untamu ini. Dan sesuai dengan pertanyaanmu, di perutnya terdapat calon anakmu," bisik Salamah, dengan senyum kesal.
Namun nahas betul nasib Salamah, ternyata Rasul mendengar jawaban yang juga konyol itu.
"Jangan berkata kotor padanya!," kata Nabi sembari berpaling tatap dari Salamah.
Sumber: Suruj al-Zalam
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (SBH)