Berita tentang informasi Ramadan 2024 terkini dan terlengkap

Ketua III Takmir Masjid Al Ikhlas, Barata Sunarya saat berada di masjid yang hiasi lokomotif kereta api. (MTVN-Ahmad Mustaqim)
Ketua III Takmir Masjid Al Ikhlas, Barata Sunarya saat berada di masjid yang hiasi lokomotif kereta api. (MTVN-Ahmad Mustaqim)

Masjid Kereta Api Ramadan di Yogyakarta

Ahmad Mustaqim • 29 Mei 2017 15:33
medcom.id, Yogyakarta: Selalu ada cara untuk bisa menikmati dan membuat nyaman beribadah puasa saat Ramadan. Salah satunya dengan cara mempercantik masjid dengan aneka hiasan.
 
Di Masjid Al Ikhlas Patukan Desa Ambarketawang, Kacamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, bagian pintu masuknya disolek menyerupai stasiun keret api. Tentu dilengkapi dengan benda yang disulap menyerupai lokomotif yang diletakkan di dekat gerbang.
 
Ketua III Takmir Masjid Al Ikhlas Barata Sunarya mengatakan, hiasan cantik tersebut merupakan hasil kreativitas remaja setempat demi memeriahkan suasana Ramadan.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Tiap tahun remaja kami yang menjadi kepanitiaan saat Ramadan," kata Sunarya, Senin, 29 Mei 2017.
 
Lokomotif yang keren itu dibuat dari bahan triplek, kayu, serta sebuah tong bekas. Bagian depan dibubuhi aksesori tampah atau kerajinan hasil anyaman bambu. Kata Sunarya, untuk membuat hiasan tersebut diperkirakan menghabiskan waktu sebulan.
 
"Stasiun Patukan menjadi inspirasinya. Ini sudah kelima kalinya kami membuat hiasan dengan model seperti ini," kata dia.
 
Masjid Kereta Api Ramadan di Yogyakarta
Ketua III Takmir Masjid Al Ikhlas, Barata Sunarya saat berada di masjid yang hiasi lokomotif kereta api. (MTVN-Ahmad Mustaqim)
 
Di sisi lain, pemilihan tema kereta api bukan cuma sebatas simbol. Kereta api dianggap menjadi pengingat bagi jemaah bahwa kelak manusia akan berkumpul dan diberangkatkan menuju tujuan terakhir selepas akhir zaman.
 
"Bisa diberangkatkan sendiri-sendiri atau bersama-sama," ujar Sunarya.
 
Selain lokomotif kereta, Masjid Al Ikhlas juga dihiasi dengan beberapa ornamen lain dan spanduk. Hiasan itu diharap Sunarya bisa membuat jemaah lebih bersemangat untuk beribadah. Saban waktu salat tarawih tiba, Masjid Al Ikhlas sekurangnya dikunjungi 200 jemaah.
 
"Kalau Jumat biasanya manampung dua kali lipat. Untuk takjil, kami menyediakan 300 dus nasi perhari," kata dia.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(SBH)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif