Pertanyaan ini sering muncul karena keduanya sama-sama membutuhkan biaya besar, waktu, dan perencanaan matang. Namun, dari sisi efisiensi dan hasil akhir, ternyata ada perbedaan yang cukup signifikan.
Renovasi rumah atau bangun rumah baru?

Pilih renovasi atau bangun rumah baru? Foto: Freepik
1. Renovasi rumah: cocok untuk perbaikan parsial
Renovasi rumah biasanya dilakukan jika struktur bangunan utama masih kuat dan hanya membutuhkan perbaikan sebagian, seperti memperluas ruangan, mengganti atap, atau memperbarui interior.Menurut para arsitek, renovasi bisa menjadi pilihan lebih hemat jika perubahan tidak terlalu besar. Untuk skala ringan hingga sedang, biaya renovasi rumah umumnya berkisar antara Rp3 juta–Rp5 juta per meter persegi, tergantung bahan dan kompleksitas pekerjaan.
Namun, jika renovasi dilakukan besar-besaran misalnya mengganti fondasi, menambah lantai, atau merombak total tata ruang biayanya bisa membengkak hingga mendekati biaya membangun rumah baru.
Selain itu, pekerjaan renovasi cenderung lebih rumit karena harus menyesuaikan dengan struktur lama, yang kadang menyulitkan kontraktor atau tukang di lapangan.
Kelebihan renovasi rumah
- Biaya awal lebih ringan (tergantung skala)
- Tidak perlu bongkar total
- Bisa dilakukan bertahap sesuai anggaran
- Nilai emosional rumah lama tetap terjaga
Kekurangan renovasi rumah
- Risiko biaya membengkak karena kondisi tersembunyi (misalnya fondasi rusak)
- Desain terbatas mengikuti struktur lama
- Proses pengerjaan bisa memakan waktu lebih lama karena penyesuaian teknis
2. Bangun rumah baru: lebih bebas desain tapi biaya awal besar
Membangun rumah dari nol memang terlihat mahal di awal, tetapi memiliki keunggulan dari sisi efisiensi jangka panjang. Dengan fondasi baru dan material yang seragam, rumah cenderung lebih kokoh dan tahan lama.Rata-rata biaya membangun rumah baru saat ini berkisar antara Rp5 juta hingga Rp8 juta per meter persegi, tergantung lokasi, bahan, dan desain arsitektur. Untuk rumah dua lantai dengan kualitas menengah ke atas, biayanya bisa mencapai Rp9 juta hingga Rp12 juta per meter persegi.
Meskipun biayanya lebih tinggi, proses pembangunan lebih terukur karena dimulai dari nol—tanpa hambatan struktur lama seperti pada renovasi.
Kelebihan bangun rumah baru
- Desain bisa disesuaikan sepenuhnya dengan kebutuhan
- Struktur bangunan lebih kokoh dan tahan lama
- Proses pengerjaan lebih cepat dan terencana
- Nilai jual properti bisa meningkat signifikan
Kekurangan bangun rumah baru
- Biaya awal lebih tinggi
- Membutuhkan lahan kosong atau pembongkaran total
- Proses perizinan dan perencanaan lebih kompleks
Mana yang lebih murah? Renovasi atau bangun rumah baru
Jika dibandingkan secara langsung, renovasi rumah memang lebih murah asalkan tidak menyentuh struktur utama. Namun, bila kondisi rumah sudah terlalu tua, dinding retak, atau fondasi lemah, renovasi justru bisa menghabiskan biaya dua kali lipat dari perkiraan awal.Sebaliknya, membangun rumah baru memberikan kontrol penuh terhadap desain dan material, sehingga meski biaya awal tinggi, hasilnya lebih tahan lama dan minim biaya perawatan di masa depan.
Sebelum memutuskan, perhatikan hal-hal berikut:
- Cek kondisi struktur lama: Jika lebih dari 30 persen bagian rumah rusak berat, lebih baik bangun baru.
- Hitung estimasi biaya detail: Minta perbandingan RAB (Rencana Anggaran Biaya) antara renovasi dan bangun baru.
- Pertimbangkan waktu pengerjaan: Renovasi bisa lebih lama karena penyesuaian struktur.
- Perhatikan nilai jangka panjang: Bangunan baru biasanya lebih efisien dalam pemakaian energi dan perawatan.
Intinya, keputusan terbaik bergantung pada kondisi bangunan, anggaran, dan rencana hunian ke depan. Jangan ragu berkonsultasi dengan arsitek atau kontraktor profesional untuk mendapatkan estimasi biaya paling akurat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id