Langkah ini menjadi pilar penting dalam memastikan rantai pasok perusahaan berjalan transparan, aman, dan sesuai standar etika global. Bagi LPKR, keberlanjutan bukan sekadar konsep, namun bagian integral dari tata kelola perusahaan.
Kebijakan ini menjadi pedoman bagi seluruh mitra dan pemasok dalam menjunjung tinggi etika, menghormati hak asasi manusia, menjaga keselamatan kerja, serta mendukung keberlanjutan lingkungan.
Langkah ini tidak hanya memperkuat tata kelola di sepanjang rantai nilai, tetapi juga mengurangi risiko hukum dan reputasi akibat potensi pelanggaran dari pihak pemasok. Setiap pemasok diwajibkan menandatangani Supplier Statement of Commitment sebagai bentuk kesediaan mereka untuk mematuhi Kode Etik Pemasok.
Proses ini diterapkan bagi seluruh mitra baru dan akan dilanjutkan secara bertahap untuk pemasok lama sesuai prioritas masing-masing unit bisnis. Bila ada pemasok yang menolak, penolakan tersebut harus disertai alasan tertulis yang jelas.
CEO Grup Lippo Indonesia, John Riady, menyampaikan bahwa melalui langkah-langkah tersebut, perusahaan terus memperkuat fondasi pengadaan yang berkelanjutan, transparan, dan adaptif terhadap dinamika bisnis modern.
"Hal ini demi mewujudkan ekosistem rantai pasok yang tangguh dan bertanggung jawab," kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis, 14 November 2025.
Prinsip utama LPKR meliputi etika bisnis dan persaingan usaha yang sehat, larangan perdagangan orang dalam, larangan pelecehan dan intimidasi, perlindungan hak asasi manusia dan ketenagakerjaan, kerahasiaan informasi, larangan suap, korupsi, dan praktik nepotisme, serta kepedulian terhadap lingkungan
Perusahaan juga terus menyempurnakan kebijakan dan proses pengadaan untuk memastikan ketahanan rantai pasok, efisiensi biaya, dan integrasi digital. Sejumlah unit bisnis telah beralih dari sistem berbasis kertas menuju solusi digital berbasis SaaS, serta memanfaatkan Google Forms untuk mempercepat komunikasi dengan vendor.
Pada 2024, perseroan meluncurkan Vendor Visit Form sebagai alat untuk menilai kredibilitas dan keandalan vendor serta kontraktor. Langkah ini membantu mencegah risiko munculnya perusahaan fiktif dan potensi penipuan, sekaligus memastikan seluruh mitra memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan.
Digitalisasi juga menghadirkan transparansi dan akuntabilitas yang lebih baik dalam hubungan dengan pemasok, sehingga proses pengadaan menjadi lebih cepat, efisien, dan terukur. Di samping itu, manajemen biaya menjadi prioritas utama melalui strategi pembelian skala besar, laporan penghematan, dan pemanfaatan skala ekonomi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id