Ilustrasi kawasan industri. Foto: MI/Atet Dwi Pramadia
Ilustrasi kawasan industri. Foto: MI/Atet Dwi Pramadia

Lahan Industri di 2025 Makin Diburu, Koridor Timur Jadi Rebutan Investor

Rizkie Fauzian • 24 November 2025 12:17
Jakarta: Pasar lahan industri di Indonesia kembali menunjukkan ketahanannya. Memasuki kuartal III-2025, tingkat serapan lahan mencapai 74,54 hektare, hampir menyamai total permintaan sepanjang tahun lalu.
 
Di saat pasokan lahan di Bekasi semakin menipis, pergerakan industri pelan namun pasti bergeser ke koridor timur seperti Karawang, Purwakarta, hingga Subang yang kini tampil sebagai pusat pertumbuhan baru.
 
Karawang masih memegang peran strategis sebagai pusat manufaktur otomotif dan elektronik. Namun perhatian terbesar justru tertuju pada Purwakarta dan terutama Subang, yang kini semakin memantapkan diri sebagai “rising star” kawasan industri berkat beroperasinya Pelabuhan Patimban serta membaiknya konektivitas jalan tol.

Di tengah pergeseran tersebut, muncul satu inovasi yang banyak menyita perhatian pelaku industri: Standard Factory Building (SFB). Model pabrik siap pakai ini dinilai mampu menjawab kebutuhan investor yang membutuhkan fasilitas instan tanpa proses pembangunan panjang.
 
“Permintaan lahan industri saat ini semakin beragam. Selain sektor otomotif dan kendaraan listrik (EV) yang terus mendorong pasar, peminat SFB juga meningkat signifikan,” jelas Ferry Salanto, Head of Research Services dalam laporan, dikutip Senin, 24 November 2025.
 
Ia menambahkan bahwa SFB menjadi strategi penting bagi kawasan industri karena menawarkan konsep plug-and-play, fleksibel, modular, dan berbasis digital.
 
“Tenant bisa langsung beroperasi dalam waktu cepat, sementara kawasan industri dapat meningkatkan monetisasi lahan. Ini win–win,” ujar dia.
 
Pasar lahan sendiri menunjukkan dinamika yang menarik. Depresiasi Rupiah membuat harga lahan di wilayah Jakarta Raya sedikit terkoreksi, namun kawasan inti seperti Bekasi dan Karawang masih mampu menjaga stabilitas.
 
Sebaliknya, Purwakarta dan Subang mulai mencuri perhatian karena menawarkan harga yang lebih kompetitif serta potensi pertumbuhan yang besar terutama dari sektor EV dan logistik.
 
Meski pasar sempat diganggu oleh beberapa isu di kuartal sebelumnya, permintaan tetap kokoh. Investor dari Tiongkok masih menjadi salah satu motor penggerak utama, sementara permintaan kini lebih tersebar dan tidak lagi didominasi satu sektor tertentu.
 
Di tingkat kawasan industri, aktivitas operasional berjalan normal dan cenderung meningkat. Data tahunan mencatat kenaikan volume produksi yang menjadi indikator kuat bahwa investor masih menaruh kepercayaan tinggi terhadap prospek Indonesia.
 
Menuju 2026, optimisme pasar tetap terjaga, ditopang penguatan sektor industri, komitmen pemerintah, serta stabilitas keamanan nasional.
 
Dengan permintaan yang solid, infrastruktur yang terus berkembang, serta tren SFB yang semakin menguat, koridor timur Jakarta Raya kini kian mengukuhkan diri sebagai panggung utama pertumbuhan industri di masa mendatang.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(KIE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan