Sektor properti diperkirakan masih mencatatkan performa positif pada 2026. Foto: Medcom.id/Rizkie Fauzian
Sektor properti diperkirakan masih mencatatkan performa positif pada 2026. Foto: Medcom.id/Rizkie Fauzian

Properti 2026: Hunian Tapak Menguat, Industri Semakin Bergairah

Rizkie Fauzian • 21 November 2025 16:21
Jakarta: Sektor properti diperkirakan masih mencatatkan performa positif pada 2026. Berdasarkan analis pasar yang dilakukan Leads Property, tren tahun depan diprediksi tidak jauh berbeda dengan pergerakan yang terjadi sepanjang 2024–2025, terutama pada segmen-segmen yang menunjukkan aktivitas stabil.
 
"Dari hasil pengamatan berbagai sektor, properti komersial seperti hotel dan retail disebut memiliki tingkat okupansi dan pergerakan yang relatif stabil,"  kata Associate Director Research & Consultancy Leads Property, Martin Hutapea, Kamis, 20 November 2025.
 
Sementara itu, segmen perkantoran (office) mulai menunjukkan peningkatan permintaan, seiring perbaikan aktivitas bisnis dan ekspansi perusahaan.

Tidak hanya itu, properti industri dan pergudangan (industrial & warehouse) juga diperkirakan semakin menarik, ditopang tumbuhnya sektor logistik serta kebutuhan penyimpanan barang yang terus meningkat.

Hunian tapak masih jadi “Booster” pasar properti

Meski beberapa sektor menunjukkan penguatan, pasar kondominium masih berada pada level permintaan yang rendah. Minat tetap ada, namun cenderung terbatas dan belum menunjukkan lonjakan signifikan.
 
Sebaliknya, hunian tapak justru menjadi penopang utama pertumbuhan pasar properti 2026. Banyaknya proyek rumah tapak yang diluncurkan pada kuartal II dan III tahun ini, serta rencana launching lanjutan pada kuartal IV, menjadi sinyal kuat bahwa segmen ini tetap menjadi motor penjualan.
 
“Booster-nya masih dari sektor hunian tapak,” ujar Martin.

Permintaan hunian masih ditopang pertumbuhan populasi

Segmen hunian juga diperkirakan terus tumbuh didorong oleh populasi Indonesia yang besar dan terus meningkat. Kebutuhan rumah tinggal tetap menjadi prioritas bagi banyak keluarga muda maupun masyarakat berpenghasilan menengah.
 
Di sisi lain, skema pembiayaan melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR) masih menjadi faktor penting. Meski suku bunga KPR menurun, beberapa calon pembeli dikabarkan gagal memenuhi persyaratan bank.
 
Namun demikian, perbankan disebut mulai menawarkan alternatif agar debitur tetap dapat lolos, misalnya memperpanjang tenor dari 15 tahun menjadi 20 tahun sehingga cicilan bulanan lebih ringan dan memenuhi ketentuan.
 
“Ini jadi salah satu strategi yang cukup membantu pasar,” kata Martin.

Lahan industri jadi motor baru

Associate Director Head of Industrial Services Leads Property, Esti Susanti menjelaskan bahwa lahan industri akan menjadi salah satu sektor paling menjanjikan pada 2026.  Diperkirakan permintaan kumulatif lahan industri pada tahun tersebut berpotensi mencapai 190–200 hektare.
 
Menurut Esti, meningkatnya minat ini terutama dipicu oleh perusahaan asal Tiongkok yang mencari lokasi produksi baru. Kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, membuat produsen Tiongkok perlu mendiversifikasi pusat manufaktur guna mengurangi risiko geopolitik dan hambatan ekspor ke pasar global.
 
“Mereka membutuhkan pabrik yang sudah siap digunakan. Polanya adalah sewa, bukan beli, karena proses akuisisi lahan cukup panjang. Mereka ingin datang hari ini dan bisa mulai produksi esok hari,” jelas Esti.
 
Esti menambahkan, masa sewa 3–5 tahun memungkinkan perusahaan Tiongkok menilai efisiensi tenaga kerja, logistik, hingga stabilitas operasional sebelum memutuskan ekspansi jangka panjang. Jenis bangunan yang paling diminati adalah gudang modern dan pabrik siap pakai.
 
Riset Leads Property hingga kuartal III 2025 menunjukkan total pasokan lahan industri di Jabodetabek mencapai 13,8 ribu hektare, dengan tambahan pasokan baru sekitar 24 hektare. Dari sisi transaksi, 26 hektare penjualan didominasi kawasan Bekasi dan Cikarang, terutama dari industri logistik, farmasi–kesehatan, tekstil, dan barang konsumsi.
 
Esti juga menyoroti bahwa pusat data (data center) skala menengah hingga hyperscale diperkirakan semakin agresif masuk kawasan industri.
 
Tahun berikutnya, diproyeksikan akan hadir 230 ribu meter persegi gudang dan pabrik siap pakai baru di Jabodetabek, dengan tingkat okupansi tetap kuat di 90 persen hingga 92 persen serta kenaikan harga sewa sekitar 1 persen hingga 2 persen. Meski begitu, suplai yang ada dinilai masih belum sepenuhnya memenuhi permintaan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(KIE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan