Pendapatan dari sektor real estat tumbuh sebesar 39 persen dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai Rp1,74 triliun. Peningkatan ini didorong oleh keberhasilan penyerahan proyek tepat waktu dan penjualan kavling tanah.
Laba kotor tercatat Rp577 miliar, sedangkan EBITDA mencapai Rp321 miliar dengan margin EBITDA sebesar 18 persen.
Selama tiga bulan pertama tahun ini, LPKR aktif menjual berbagai proyek properti, mencakup 18 proyek hunian tapak (landed residential), 1 proyek hunian rendah (low-rise), 1 proyek hunian menengah (mid-rise), 4 proyek hunian bertingkat tinggi (high-rise), serta 8 proyek ruko (shophouses).
Beberapa proyek baru juga diluncurkan, antara lain Park Serpong Tahap 4 dan Blackslate Series yang berlokasi di kawasan Tanjung Bunga, Makassar.
Baca juga: LPKR Catat Bisnis Pusat Perbelanjaan dan Hotel Tumbuh 13% di Kuartal I-2025 |
CEO Grup Lippo Indonesia, John Riady mengatakan bahwa perusahaan akan terus berinovasi dan memperluas portofolio hunian guna menjangkau beragam segmen masyarakat, dari keluarga muda hingga kalangan premium.
“Proyek-proyek strategis seperti Park Serpong, Lippo Cikarang Cosmopolis, dan Tanjung Bunga Makassar menunjukkan komitmen kami untuk terus hadir di kawasan-kawasan dengan potensi pertumbuhan tinggi di Indonesia,” ujar John dalam keterangan tertulis, Selasa, 20 Mei 2025.
Pra-penjualan LPKR pada kuartal ini mencapai Rp1,26 triliun, atau sekitar 20 persen dari target tahunan. Hunian tapak masih menjadi pendorong utama dengan kontribusi sekitar 80 persen dari total nilai prapenjualan.
LPKR juga membukukan laba bersih sebesar Rp169 miliar dan EBITDA senilai Rp375 miliar pada kuartal ini. Posisi kas perusahaan meningkat menjadi Rp2,77 triliun, naik dari Rp2,62 triliun pada periode yang sama tahun lalu, menunjukkan pengelolaan keuangan yang sehat dan efisien.
Pencapaian ini mencerminkan fokus berkelanjutan LPKR pada penguatan bisnis inti, efisiensi biaya, serta strategi pengurangan utang yang konsisten.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News