“Sejak krisis ekonomi 1998, pasar properti Indonesia tidak pernah separah ini, penurunan daya beli bahkan tidak adanya transaksi penjualan. Pasar menurun pada 2015, terjadi penekanan pada 2016 dan 2017 mulai terlihat pulihnya daya beli," kata Presdir Brewin Mesa Sutera, Bill Cheng, dalam Property Outlook di Noble House, Jakarta, Selasa (27/3/2018).
baca juga: Berbagi 'kue' Jakarta
Membaiknya pasar properti berkat dukungan skema pembiayaan yang jadi kebijakan dan komitmen pemerintah memacu pertumbuhan ekonomi. Perekonomian yang kuat akan berdampak ke pasar properti, membawa kepercayaan pembeli ke pasar properti.
"Dalam jangka panjang, Indonesia memiliki potensi pertumbuhan luar biasa untuk perumahan karena populasinya dan kelas menengah yang tumbuh," jelasnya.

Tahun politik yang sedang berlangsung hingga dua tahun ke depan, menurut Cheng sedikit banyak ada pengaruhnya. Setelah situasi politik stabil, diyakini pasar properti akan melejit.
"Dengan adanya Pilpres banyak yang wait and see untuk membeli properti, tapi itu untuk mereka yang konservatif," sambungnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News