Harga rumah di Surakarta naik 8,3 persen. Foto: Shutterstock
Harga rumah di Surakarta naik 8,3 persen. Foto: Shutterstock

Meroket, Harga Rumah di Surakarta Kalahkan Surabaya dan Semarang

Rizkie Fauzian • 22 Desember 2023 18:16
Jakarta: Tren harga rumah di Indonesia mengalami peningkatan tahunan sebesar 2,2 persen pada November 2023 dibandingkan tahun lalu. Jelang akhir tahun, harga rumah di Surakarta juga mengalami kenaikan 8,3 persen.
 
Flash Report Rumah123.com edisi Desember 2023 menunjukkan bahwa kenaikan harga rumah di Surakarta mengungguli dua kota lainnya, yakni Surabaya 2,2 persen dan Semarang 0,8 persen. 
Surakarta juga tercatat memperoleh selisih kenaikan harga tertinggi di atas inflasi tahunan.
 
Senior Vice President Marketing 99 Group Indonesia Bharat Buxani mengatakan Surakarta memiliki keindahan pariwisata, kearifan budaya serta didukung perkembangan infrastruktur, mengalami peningkatan signifikan dalam tren harga properti menjelang akhir tahun.

"Dengan harga properti yang terbilang masih terjangkau dipadukan dengan potensi puncak arus mudik dan aktivitas wisata pada perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) berpotensi menjadi dorongan tambahan bagi mereka yang berminat mencari tempat tinggal," kata dia dalam keterangan tertulis, Jumat, 22 Desember 2023.
 
Kenaikan harga hunian di Surakarta tercermin pada pertumbuhan median harga di dua rentang ukuran rumah, yaitu di rentang luas di bawah 60 meter persegi sebesar 16,3 persen dengan median harga Rp465 juta.
 
Sementara di rentang 61-90 meter persegi, yang mencapai 18 persen dengan median harga Rp590 juta. Pertumbuhan median harga untuk rumah yang berukuran lebih besar, di rentang luas 91-150 meter persegi, tercatat paling tinggi di Bandung dengan pertumbuhan harga sebesar 6,1 persen.
 
Baca juga: Harga Rumah di Denpasar Meroket hingga 20%

Sedangkan bangunan dengan luas 151-250 meter persegi, pertumbuhan median harga tertinggi tercatat di Denpasar, sebesar 11,5 persen. Sedangkan untuk luas bangunan lebih dari 251 meter persegi, paling tinggi tercatat di Jakarta Pusat, 8,8 persen 
 
“Temuan ini memperlihatkan bahwa pertumbuhan median harga menunjukkan potensi yang berbeda dari masing-masing kota. Surakarta atau Solo cenderung menjadi pasar potensial bagi pencari hunian dari kalangan kelas menengah, menengah-bawah dengan ukuran bangunan yang relatif kecil,” ungkap Bharat.
 
Sejak awal 2023, permintaan rumah di Surakarta mengalami tren peningkatan, dengan pertumbuhan secara year-to-date permintaan rumah jual sebesar 49,1 persen dan rumah sewa  sebesar 55,3 persen.
 
Terdapat lima kecamatan di Surakarta yang paling diminati, yaitu Banjarsari sebesar 37,3 persen, Jebres 35,9 persen, Laweyan 17,0 persen, Pasar Kliwon 5,7 persen dan Serengan 4,1 persen.
 
Dari segi pembeli potensial, hunian di Surakarta diminati oleh kalangan pembeli dari dua wilayah terdekat, seperti Yogyakarta 21,1 persen dan Semarang 15,8 persen. Diikuti calon pembeli potensial dari kota Surakarta itu sendiri 14,1 persen dan Jakarta 10,4 persen.
 
Mayoritas calon pembeli hunian di Surakarta merupakan generasi muda, di rentang usia 18-44 tahun 73,9 persen . Disusul rentang usia 45-54 tahun 16,8 persen, usia 55-64 tahun 7,2 persen dan usia di atas 65 tahun 2,1 persen.
 
Menurutnya, masuknya Jakarta dalam empat besar pembeli potensial hunian di Surakarta menunjukkan adanya minat yang signifikan dari individu-individu di kota megapolitan dalam mencari alternatif pilihan, mengingat Surakarta memiliki biaya hidup yang lebih terjangkau, menawarkan potensi kualitas gaya hidup yang lebih tenang serta jauh dari hiruk-pikuk kota besar.
 
"Terlebih Surakarta menempati peringkat pertama Kota Paling Nyaman Dihuni atau Most Liveable City di Indonesia versi Ikatan Ahli Perencana (IAP) pada 2022 lalu,” ungkap dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KIE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan