Permintaan akan ruang kerja berkelanjutan cukup stabil. Foto: Freepik
Permintaan akan ruang kerja berkelanjutan cukup stabil. Foto: Freepik

Permintaan Gedung Perkantoran Hijau di Jakarta Tumbuh Stabil

Rizkie Fauzian • 03 Maret 2025 15:20
Jakart: Pasar gedung perkantoran hijau yang berkembang di Jakarta mengindikasikan peningkatan kesadaran dan penerapan prinsip-prinsip Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG) di sektor properti.
 
Data dari Knight Frank Indonesia mengungkapkan bahwa gedung perkantoran bersertifikat hijau, seperti yang memiliki sertifikasi GBCI, Greenmark, LEED, WELL, dsb kini mewakili 14 persen dari total luas lantai bruto (GFA) gedung perkantoran di CBD Jakarta, mencapai 1.076.404 meter persegi.
 
Permintaan akan ruang kerja berkelanjutan cukup stabil, terutama untuk ruang perkantoran premium. Tingkat hunian gedung bersertifikat hijau menunjukkan perbedaan dibandingkan dengan gedung perkantoran konvensional sebanyak (-3 persen).

Namun, rata-rata pertumbuhan harga sewa untuk ruang kantor berkelanjutan ini secara signifikan lebih tinggi (25 persen hingga 30 persen).
 
Perbedaan sewa ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti lokasi, usia bangunan, fitur smart technology, building specification, supporting facilities, amenities dan lainnya. Meskipun demikian, tren gedung perkantoran hijau ini diperkirakan akan terus tumbuh seiring dengan matangnya pasar ESG.
 
Baca juga: Investasi Properti di Asia Pasifik Tembus USD131,3 Miliar

Sebagai contoh, pasar dari gedung perkantoran bersertifikat BREEAM di Inggris mampu meningkatkan nilai properti bagi investor dan pemilik.
 
Di London, gedung perkantoran dengan peringkat BREEAM 'Sangat Baik', ‘Sangat Baik Sekali’ dan 'Luar Biasa' mengalami kenaikan sewa antara 3,7 persen sampai 12,3 persen dalam sepuluh tahun.
 
Knight Frank juga mengamati peningkatan adopsi ESG di pasar perkantoran. Survei tahun 2023 menunjukkan bahwa investor Eropa dan Asia  memprioritaskan efisiensi energi, penggunaan energi terbarukan, dan fasilitas pengisian kendaraan listrik (EV) saat mempertimbangkan akuisisi properti.
 
Saat ini, gedung perkantoran hijau di Jakarta umumnya dilengkapi dengan infrastruktur pengisian EV, integrasi energi terbarukan, serta sistem konservasi dan daur ulang air dan sampah, serta pemantauan konsumsi energi.
 
Direktur ESG Knight Frank Asia Pasifik dan Singapura mengatakan pertumbuhan pasar gedung perkantoran hijau di Jakarta membuktikan bahwa pelaku industri properti dan penyewa/occupier semakin sadar akan pentingnya ESG.
 
"Kami melihat minat yang meningkat pada bangunan yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga memberikan manfaat sosial dan didukung oleh tata kelola yang kuat," jelas dia.
 
Prestise juga menjadi nilai tambah dari gedung perkantoran berbasis ESG. Pihaknya memprediksikan tren ini akan terus berlanjut seperti pasar Asia Pasifik, karena semakin banyak perusahaan memasukkan ESG ke dalam strategi bisnis mereka.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KIE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan