Kompleks DDP adalah sebuah fasilitas umum dengan desain futuristik di atas lahan seluas 65 ribu meter persegi. Separuhnya adalah bangunan delapan lantai yang separuhnya di bawah tanah ini berisi galeri seni, fasilitas pendidikan, ruang pameran dan pertemuan. Separuh lahan sisanya berupa taman terbuka.
Hasil rancangan Zaha Hadid (1950-2016), satu-satunya arsitek penerima Pritzker Prize yang merupakan penghargaan tertinggi dunia arsitektur, ini adalah landmark baru Seoul. Sejak diresmikan pada Maret 2014, DDP menjadi daerah tujuan wisata gara-gara desain yang mirip UFO itu.
Perjalanan proyek DDP yang dimulai 2009 tidak luput dari pro-kontra. Bangunan yang nilanya setara hampir Rp 6 trilyun ini sempat menjadi isu politik panjang dan berbuntut pengunduran diri Oh Se-hoon sebagai walikota Seoul, sang penggagas proyek DDP, pada 2011.
Oleh penggantinya, Park Won-soon, proyek yang sudah separuh jalan tersebut dilanjutkan. Walau sebelumnya dia adalah salah satu yang intensif mengkritisi proyek DPP yang dinilainya pemborosan APBD Seoul. Terlebih ketika ground breaking dilakukan, Korea Selatan sedang terdampak krisis ekonomi global 2008.
baca juga: Warisan Zaha Hadid untuk Korea
Penentang tidak kalah keras adalah komunitas bisbol. Olahraga populer di Amerika Serikat ini juga favorit warga Korea Selatan. Penyebabnya di atas lahan tempat DPP dibangun, sebelumnya adalah stadion bisbol yang bersejarah. Di situlah laga bisbol nasional kelas sekolahan hingga profesional digelar hampir sepanjang tahun.
"DDP adalah karya arsitektur yang indah," kata Kim Eun-sik, sastrawan dan penggemar bisbol. "Tapi, saya merasa sedih dan hampa karena DDP menggantikan sesuatu yang menyenangkan bagi saya," kata Kim, seperti dilansir Press Herald.
.jpg)
Bahkan profesor arstitektur dari Seoul University, Pai Hyung-min, juga mengecam DDP. Di matanya DDP merupakan monumen memalukan bagi bangsa Korea karena lebih memilih kemegahan duniawi dibanding melestarikan warisan budayanya.
Pemicunya adalah penemuan artefak bersejarah dari Dinasti Joseon di lokasi proyek DDP. Joseon adalah dinasti yang memerintah kerajaan semenanjung Korea pada 1392 sampai 1897. Di distrik Gangnam itulah rupanya pasukan tempur elit Joseon berlatih.
Profesor Pai menyesalkan bahwa Pemkot Seoul memindahkan artefak bersejarah tersebut. Bukan mengakomodirnya sebagai bagian dari DDP.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News