Kota Bogor menjadi wilayah yang semakin menarik di mata konsumen. Foto: Shutterstock
Kota Bogor menjadi wilayah yang semakin menarik di mata konsumen. Foto: Shutterstock

Properti Kota Bogor Diincar Kalangan Atas Tahun Lalu, Kenapa?

Rizkie Fauzian • 31 Januari 2022 21:50
Jakarta: Properti residensial di Jabodetabek tetap menjadi kawasan hunian idaman yang bisa dibeli pada 2022. Hal tersebut didukung oleh pemberian stimulus dari pemerintah.
 
Data Rumah.com Indonesia Property Market Index Q4 2021 mencatat kenaikan harga tertinggi terjadi di tiga provinsi, yakni Banten 3,07 persen, Jawa Barat 2,30 persen, dan DKI Jakarta 1,81 persen.
 
Di Provinsi Banten, Kota Tangerang mencatat pertumbuhan harga tahunan paling signifikan, yakni sebesar 17,04 persen, diiringi dengan kenaikan suplai tahunan sebesar 39,93 persen. 

"Namun tren pencarian di wilayah ini turun drastis, yakni sebesar 11,02 persen secara kuartalan," ujar Country Manager Rumah.com Marine Novita dalam keterangan tertulis, Senin, 31 Januari 2022.
 
Baca juga: Bisnis Properti di Jabodetabek Masih Prospektif Meski Ibu Kota Pindah
 
Selain itu, Kota Tangerang tampaknya menjadi sasaran kalangan menengah yang menargetkan hunian di kisaran harga Rp300-Rp750 juta.
 
Marine menjelaskan bahwa di Provinsi Jawa Barat, Kota Bogor menjadi wilayah yang semakin menarik di mata konsumen. 
 
"Di saat kota lain mengalami penurunan tren pencarian, area ini justru mengalami kenaikan pertumbuhan di atas 20 persen secara kuartalan," jelasnya.
 
Menurutnya, situasi tersebut mungkin dipengaruhi oleh harga yang cenderung stagnan selama dua kuartal berturut-turut sehingga dinilai lebih menguntungkan untuk dibeli segera, terutama jika berniat investasi.
 
"Suplai hunian di Kota Bogor juga terus meningkat agar dapat mengikuti permintaan pasar yang semakin tinggi,” jelasnya.
 
Sedangkan di Provinsi DKI Jakarta, Jakarta Barat mencatat penurunan terbesar. Jakarta Barat menjadi satu-satunya wilayah di DKI Jakarta yang mengalami penyusutan harga properti. 
 
Kondisi tersebut terlihat kontras dengan kuartal sebelumnya, ketika Jakarta Barat mengalami kenaikan harga terbesar secara kuartalan. Meski demikian, peluang untuk kembali bertumbuh masih tetap ada. 
 
Penurunan harga kelihatannya lebih dipengaruhi oleh peningkatan suplai properti yang begitu besar. Kenaikan suplai mencapai 11,81 persen, jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. 
 
"Walaupun tren pencarian properti di area ini turun sebesar 4,53 persen secara kuartalan, proporsinya masih meliputi 10 persen dari total pencarian yang dilakukan di situs Rumah.com," ungkapnya.
 
Marine menyimpulkan bahwa menurut data Rumah.com, peningkatan harga properti terjadi di rumah tapak dan apartemen sehingga pengembang optimistis menambah suplai properti.
 
Sementara tren peningkatan harga rumah tapak menunjukkan normalisasi. Hal ini terlihat dari angka pertumbuhan yang melambat jika dibandingkan kuartal sebelumnya.
 
Kota Tangerang, Kota Bogor, dan Jakarta Barat menjadi wilayah yang terlihat prospektif pada kuartal tersebut. Kota Tangerang mencatat pertumbuhan harga tertinggi dimana terjadi kenaikan sebesar 17,04 persen per tahun. dengan pencarian harga properti masih berada pada kisaran Rp300-750 juta. 
 
"Sementara itu, Kota Bogor menjadi lokasi yang semakin menarik, terutama bagi kalangan atas. Sedangkan Jakarta Barat juga punya peluang karena tengah mengalami penurunan harga," jelasnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KIE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan