JLL mencatat Thailand memiliki volume transaksi hotel tertinggi. Foto: Medcom.id/Theresia Vania Somawidjaja
JLL mencatat Thailand memiliki volume transaksi hotel tertinggi. Foto: Medcom.id/Theresia Vania Somawidjaja

Transaksi Hotel di Thailand Tertinggi di Asia, Bagaimana Indonesia?

Rizkie Fauzian • 05 Februari 2025 15:32

Jakarta: Jones Lang LaSalle (JLL) mencatat industri hotel di Indonesia per 2024 masih stabil. Namun, Thailand tercatat memiliki volume transaksi hotel tertinggi di Asia Tenggara berkat momentum pariwisata yang kuat dengan kemudahan visanya. 

Melihat pengaruh pariwisata Thailand, Indonesia pun diprediksi dapat meningkatkan volume transaksi hotel. Pertumbuhan pariwisata Indonesia yang berkembang kemungkinan akan mencapai USD150 juta atau Rp2,4 triliun (kurs Rp16.290) di 2025.

Senior Vice President, Investment Sales, Hotels and Hospitality Group, JLL Asia Pacific, Julien Naouri mengatakan ada beberapa faktor kunci yang membuat investor yakin untuk berinvestasi di industri perhotelan Indonesia.

“Menurut saya, faktor utamanya adalah industri ini, Jakarta Valley sudah benar-benar pulih, selama lebih dari dua tahun. Jadi, industri ini membuat pasar stabil dengan pertumbuhan (pariwisata),” jelas Julien kepada Medcom.id dalam JLL Media Briefing di Senayan, Rabu, 5 Februari 2025.

Baca juga: Tarif Hotel 2024 di Indonesia: Senin Termahal, Sabtu Justru Paling Murah

Ia menjelaskan bahwa hal ini juga memengaruhi sentimen investasi yang lebih positif. Ada juga peningkatan infrastruktur dan transformasi digital untuk meningkatkan pengalaman tamu di hotel. 

Namun, masih ada beberapa tantangan seputar mata uang. Julien mengatakan ada sesuatu seperti investasi dari investor internasional. 

“Masih ada juga beberapa tantangan seputar, seperti kepemilikan dan struktur kepemilikan membandingkan seperti semua destinasi di Asia atau di seluruh dunia,” ujarnya.

Secara keseluruhan, sektor perhotelan masih sangat positif. JLL belum melihat transaksi apapun di 2024. Namun, mereka menyadari ada beberapa transaksi yang sedang berlangsung saat ini.

“Ada beberapa penundaan, transaksi ini kemungkinan besar akan terjadi tahun ini. Awalnya, kami menemukan seperti transaksi tersebut terjadi tahun lalu, terkadang kita mengalami sedikit keterlambatan,” jelas Julien.

Ia mengatakan bahwa hal terpenting adalah memerhatikan stabilitas suku bunga bank dan lembaga keuangan. Hal ini juga memberikan sentimen yang lebih positif kepada investor sehingga lebih percaya diri untuk berinvestasi tahun ini. (Theresia Vania Somawidjaja)


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KIE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan