Pertumbuhan ini dipicu dua faktor utama. Pertama, penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dari 6,00 persen menjadi 5,50 persen sepanjang Januari hingga Mei 2025 yang membuat cicilan KPR lebih terjangkau. Kedua, tekanan pada pemilik KPR lama yang mulai menghadapi lonjakan bunga floating setelah masa promo bunga tetap berakhir.
CEO Founder Pinhome Dayu Dara Permata mengatakan tren ini menjadi peluang besar bagi masyarakat untuk mengelola cicilan rumah dengan lebih bijak.
Baca juga: Panduan Cicilan KPR Ideal, Jangan Lebih dari 35% Gaji |
“Dengan perhitungan biaya yang tepat, langkah ini bisa menghemat jutaan rupiah selama masa kredit, dan uang dapat dialokasikan untuk kebutuhan primer. Salah satu strateginya adalah KPR Take Over,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Kamis, 25 September 2025.
Fenomena ini turut disoroti dalam talk show online Pinhome bertajuk “101 KPR & Take Over: Dompet Aman, Nyicil KPR Tenang”.
Dalam acara tersebut, KPR expert Meri Andani menegaskan Take Over KPR dapat menjadi pilihan cerdas bagi nasabah. Take Over KPR bisa jadi strategi cerdas untuk menghemat cicilan atau bahkan memperpendek tenor.
"Meski ada beberapa biaya seperti administrasi, provisi, dan penalti pelunasan awal, prosesnya sebenarnya cukup sederhana dan patut dipertimbangkan dengan potensi penghematan jangka panjang,” kata Meri.
Dengan prospek pertumbuhan yang diperkirakan berlanjut, Take Over KPR dipandang sebagai strategi finansial yang relevan di tengah perubahan suku bunga dan kebutuhan masyarakat menjaga stabilitas keuangan rumah tangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id