Sayangnya fasilitas ruang laktasi banyak yang belum cukup memenuhi kebutuhan ibu menyusui. Misalnya kurang layaknya tempat mencuci di dalam ruang laktasi.
"Selama ini cuma ada wastafel biasa, itu susah kalau mau membersihkan bayi. Sabun juga seharusnya disediakan meski kita selalu bawa. Selama ini yang disediakan hanya sabun cuci tangan saja," kata Teti Purwanti, ibu muda.

Deretan bilik dalam ruang laktasi di sebuah gedung perkantoran di Jakarta Selatan. MI/Panca Syurkani
Selain itu, ruang laktasi juga seharusnya bukan jadi tempat khusus wanita. Kehadiran ayah juga bisa membantu saat ibu kesulitan membersihkan anak atau mengganti popok.
"Zaman sekarang kan semua orang suka nge-mall apalagi ibu-ibu pengennya bawa anak, biar mudah ya paling benar ada nursery," sambung Teti.
Lokasi ruang menyusui jangan susah dicari
Jumlah dan lokasi ruang laktasi juga sebaiknya mudah dijangkau. Tidak jarang hanya ada satu ruangan dalam gedung yang sangat besar dan terdiri beberapa lantai.
"Selama ini lokasinya pasti dekat toilet atau mojok-mojok gitu. Jadinya tidak mudah terlihat," ungkap Nisa Nuril Hida, pekerja salah satu perusahaan konsultan di Jakarta.
baca juga: Ruang menyusui nyaman dengan unsur alam
Sementara itu, desain dalam ruang laktasi yang terpenting adalah kenyamanan. Keberadaan kursi dan meja menjadi hal yang wajib ditemui dalam ruang laktasi.
"Desainnya harus nyaman buat busui dan anaknya, banyak kursi atau sofa serta tempatnya luas," ujar Raisa Adilla pegawai swasta.
Tak hanya itu, selain ruangannya harus nyaman, desainnya juga dibuat semenarik mungkin. Misalnya warna yang dipilih harus lebih riang dengan gambar-gambar yang lucu sehingga anak-anak menyukai berada di ruangan tersebut.
"Kalau bisa full colour ya. Ada disediakan air hangat dan pijet kaki," ujar Dwi Maulidyah, seorang ibu rumah tangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News