Bisa dipahami pengelola/pemilik gedung tidak semenjak tahap perancangan mempersiapkan ruang laktasi. Mungkin karena non-commercial use sehingga dipilihkan ruang yang tidak tersewa atau terjual -baik karena terlalu sempit luasnya atau terlalu nyempil lokasinya.
Masalah lokasi nyempil, minim bukaan dan sempit ini masih bisa 'ditolong' dengan desain interior. Seperti pendekatan biophilic design yang menyatukan unsur alam luar dalam elemen interior ruang laktasi, seperti karya studio arsitektur De Palma Group.
Disarankan oleh mantan Ketua Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) Jawa Timur ini agar ruang laktasi sebaiknya menggunakan warna-warna netral dengan aksen bold di salah satu panel dinding agar tidak monoton. Penambahan cermin juga bisa menjadi alternatif mensiasati ruangan yang sempit jadi terkesan lega (spacious)."Sebaiknya ruang laktasi dapat jadi oase bagi ibu menyusui di tengah kesibukannya. Sehingga meski aktif di luar rumah, tapi tanggung jawab untuk anak tetap berjalan," kata Lucky Basuki, sang desainer.
baca juga: Pencahayaan alami untuk ruang menyusui
Konsep biophilic design membawa alam dalam bentuk warna dan pola menjadi bagian interior. Penerapannya membuat ruangan lebih hidup dan segar sehingga membawa efek psikologis berupa rasa bahagia, tenang dan energik kepada manusia di dalam ruangan tersebut.
"Ini dapat tercapai melalui pola lantai, plafon dan dinding. Bisa digabungkan dengan beberapa tanaman hidup dan vertical green wall," jelasnya.
Penambahan aksesoris gambar dan foto bertema anak dan ibu di dalam bingkai semakin memperkuat kesan visual tentang ruang laktasi. Jangan lupa gambar alam yang secara psikologis akan membantu membuat rileks bagi ibu menyusui.
baca juga: Kasih ibu dalam tong setan
Finishing serta material furniture dan interior akan lebih baik waterbased yang ramah lingkungan. Ini agar tidak berisiko iritasi terhadap kulit bayi yang sensitif serta jadi penyebab gangguan saluran pernafasan.
Material furniture juga bisa terbuat dari kayu olahan, solid maupun plastis tapi hindari dari bahan logam maupun kaca yang berbahaya bagi bayi dan ibu menyusui. Penggunaan furniture dalam ruang laktasi bersifat fungsional, estetis, aman, nyaman dan mudah pemeliharaannya.
"Pilih furniture lengkung dan membulat agar aman bagi balita yang sering berlarian. Bantalan babytafel untuk mengganti popok bayi menggunakan bahan perlak plastik agar mudah dibersihkan dan bentuknya melengkung di tengah agar si bayi stabil posisinya," papar Lucky.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News