Apartemen tak lagi dilirik sebagai instrumen investasi. Foto: Freepik
Apartemen tak lagi dilirik sebagai instrumen investasi. Foto: Freepik

Pasar Apartemen Jakarta Bergeser, dari Investor ke Penghuni Langsung

Rizkie Fauzian • 10 Juli 2025 14:18
Jakarta: Dalam beberapa tahun terakhir, pasar apartemen di Indonesia, terutama di Jakarta mengalami pergeseran profil pembeli. Jika sebelumnya didominasi investor, kini pembeli end-user (penghuni langsung) mulai mendekati porsi yang seimbang.
 
Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto mengatakan salah satu pemicu utama pergeseran ini adalah turunnya daya tarik apartemen sebagai aset investasi. Banyak investor menilai yield (imbal hasil) dari sewa apartemen tidak lagi kompetitif.
 
"Apartemen tidak terlalu seksi lagi sebagai instrumen investasi, karena yield yang diberikan tidak terlalu menarik. Kalau kita lihat yield untuk government bond yang 10 tahun atau dari deposito, itu memang secara umum di bawah yieldnya itu," jelas dia dalam media briefing, Rabu, 9 Juli 2025.

Selain itu, pasar sewa apartemen juga dinilai tak merata. Meskipun pasar sewa apartemen menunjukkan tren positif, hal itu terbatas di kawasan tertentu, seperti Jakarta Selatan yang menjadi favorit ekspatriat dan pekerja asing.
 
Baca juga: Apartemen di Kawasan Bisnis Tawarkan Imbal Hasil Sewa Tertinggi

"Namun di wilayah lain, pasar sewa masih lemah dan sangat tergantung pada permintaan lokal, sehingga banyak investor yang kesulitan menyewakan unitnya secara konsisten. Padahal mereka tetap ada biaya utilitas atau biaya operasional yang terus mereka harus bayarkan, sehingga ini menjadi beban," ujar dia.
 
Dengan kondisi seperti itu, pembeli apartemen kini lebih selektif dan rasional. Mereka hanya membeli jika benar-benar membutuhkan tempat tinggal, bukan lagi untuk spekulasi atau diversifikasi portofolio.
 
"Makanya sekarang pembeli itu kalau memang dia benar-benar perlu baru dia beli, tapi juga tidak terlalu lagi ngejer untuk investasi," kata dia.

Segmen menengah masih menarik

Harga apartemen yang masih dilirik bervariasi, tergantung pasar. Namun, beberapa apartemen dengan kelas premiun justru lebih diminati saat ini. Terutama melihat stok apartemen yang tersedia saat ini.
 
"Jadi kalau kita lihat memang harus lihat dari rasio antara stok di masing-masing segmen itu dengan performa penjualan di segmen tersendiri. Jadi kalau kita lihat segmen kelas atas itu rasionya juga cukup besar, karena memang stoknya tidak banyak, tapi pembeli juga lumayan," jelas Fery.
 
Berdasarkan tren 2025, apartemen yang masih memiliki daya tarik terbesar berada di kelas menengah ke bawah (middle-low), dengan rentang harga sekitar Rp700 juta hingga Rp1,5 miliar. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KIE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan