Pencari properti di Semarang saat ini mayoritas masih berasal dari kawasan itu sendiri sebesar 48,7 persen, disusul peminat dari Jakarta 18,2 persen dan Surabaya sebesar 4,4 persen. Selain tiga kota tersebut, peminat juga berasal dari sejumlah daerah lainnya, seperti Bandung, Depok, Malang, Kuta dan Tangerang.
Sementara dari segmen usia, calon pembeli potensial di Semarang umumnya berusia 25-34 tahun dengan persentase 32 persen, diikuti kelompok usia 45-54 tahun dengan persentase 23,8 persen dan usia 18-24 tahun 18,6 persen.
Permintaan di Semarang didominasi oleh kelas menengah dan menengah-bawah, terutama pada segmen harga di bawah Rp400 juta, seperti di Tembalang 54,8 persen, Banyumanik 52 persen, Semarang Barat 57,6 persen, Semarang Tengah 42,4 persen, dan Pedurungan 41,7 persen.
Namun, Semarang Tengah juga mencatat permintaan signifikan untuk rumah di segmen Rp1-3 miliar 23,2 persen dan di atas Rp5 miliar 12,3 persen, lebih tinggi dibanding kecamatan lain. Ini menunjukkan potensi Semarang Tengah bagi pasar kelas menengah dan menengah-atas.
Faktor utama harga rumah naik
Head of Research Rumah123 Marisa Jaya mengatakan faktor utama yang mendorong daya tarik ini adalah pertumbuhan ekonomi kota yang stabil dan harga properti yang masih relatif terjangkau dibandingkan dengan kota-kota besar lain seperti Jakarta atau Surabaya."Sehingga Semarang menjadi kota yang potensial bagi investasi, terlebih pertumbuhan harga yang cukup konsisten melampaui inflasi,” jelas Marisa dikutip dari laporan, Kamis, 3 Oktober 2024.
Baca juga: Kalahkan Yogya dan Bandung, Harga Rumah Seken di Semarang Naik Tertinggi |
Selain itu, perkembangan infrastruktur di Semarang semakin pesat, termasuk pembangunan jalan tol dan transportasi umum yang lebih baik, yang mempermudah mobilitas di dalam kota maupun ke luar kota.
Semarang juga menawarkan peluang kenyamanan hidup dengan fasilitas lengkap, dari pendidikan, kesehatan, hingga hiburan. Hal-hal ini menjadikan Semarang sebagai pilihan ideal bagi generasi muda dewasa yang mencari hunian nyaman dan investasi properti yang menjanjikan.
Area paling populer di Semarang
Lima area terpopuler di Semarang yang diminati pencari properti adalah Tembalang, Banyumanik, Semarang Barat, Semarang Tengah, dan Pedurungan. Pada 2024, pencarian rumah terkonsentrasi di area timur, khususnya Tembalang dan Banyumanik.Kedua wilayah itu dan kawasan Pedurungan dilewati rute tol Semarang yang menghubungkan area dalam kota dan luar kota. Selain itu, di sekitar kawasan juga terdapat dua universitas negeri, yaitu Universitas Diponegoro dan Universitas Negeri Semarang, sehingga pengembangan properti di sekitar area ini juga dapat menargetkan pasar mahasiswa yang berasal dari luar Semarang.
Sementara Semarang Barat, terletak di utara kota dan dekat dengan Bandara Ahmad Yani serta kawasan wisata Kota Lama, merupakan area padat yang strategis karena dekat pusat kota. Di masa depan, pengembangan perumahan berskala besar di utara Semarang Barat diperkirakan akan menarik minat pencari properti.
Posisi Semarang yang terbilang strategis dalam sektor industri juga menjadi salah satu daya tarik bagi para pencari properti. Hal ini mengingat terdapat beberapa kawasan industri dan pergudangan berskala cukup besar di Semarang dan kabupaten sekitarnya, dan mendorong para karyawan yang bekerja di kawasan industri menjadi target pasar potensial bagi sektor rumah tapak.
Rumah123 mengobservasi adanya kesinambungan korelasi tren permintaan properti sektor industri, permintaan rumah dan pergerakan tren Indeks Harga Rumah Seken di Semarang.
Misalnya, pada April 2023, permintaan properti di sektor industri mencatatkan penurunan bulanan sebesar 42,3 persen, permintaan rumah pun turun 12,9 persen, dan pada periode itu indeks harga mencatatkan penurunan 0,8 persen secara bulanan.
Bulan Agustus 2023, tren permintaan berangsur mengalami peningkatan, dan permintaan properti di sektor industri mencatatkan pertumbuhan permintaan sebesar 10,7 persen, permintaan rumah juga naik sebesar 8 persen, dan harga rumah naik 2 persen secara bulanan.
Setelah permintaan dan harga mengalami peningkatan, per April 2024, permintaan pada properti sektor industri sebesar 34,6 persen secara bulanan, sementara rumah tapak mengalami pertumbuhan 5,5 persen. Dan indeks harga bergerak tumbuh sebesar 0,9 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News