Sejak awal 2021, indeks harga rumah seken di Semarang secara konsisten lebih tinggi dibandingkan dengan pergerakan indeks harga konsumen atau laju inflasi tahunan di kota tersebut.
Head of Research Rumah123 Marisa Jaya mengatakan Agustus 2024, pertumbuhan harga rumah di Semarang tercatat 2,2 persen lebih tinggi dibandingkan laju inflasi tahunan di Semarang. Hal ini tercatat konsisten sejak April 2024.
"Sementara mayoritas kota-kota lain di Indonesia mengalami pertumbuhan harga tahunan yang secara umum lebih rendah dibandingkan inflasi, sehingga Semarang menjadi salah satu kota yang cukup potensial bagi investasi property," katanya dalam laporan dikutip Kamis, 3 Oktober 2024.
Di sisi lain pertumbuhan harga rumah di Semarang tercatat sebesar 3,8 persen secara tahunan, lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan nasional, yaitu sebesar 0,2 persen. Rumah123 pun telah melihat adanya lonjakan tren permintaan (enquiries) terhadap rumah yang dijual mulai pertengahan 2023.
Puncak permintaan terjadi pada Agustus 2023, dengan pertumbuhan permintaan rumah yang dijual sebesar 82,5 persen dan rumah yang disewa tumbuh sebesar 64,1 persen secara tahunan. Setelah Agustus 2023, tren permintaan bergerak relatif stabil.
Secara year-to-date, per Agustus 2024, permintaan rumah yang dijual tumbuh 8 persen, sementara rumah yang disewa mengalami penurunan 10,6 persen. Hal ini memperlihatkan adanya pergeseran preferensi di kalangan calon pembeli potensial dengan lebih memilih rumah yang dijual.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News