Renovasi GBK
Kementerian PUPR anggaran Rp 2,8 triliun untuk merehabilitasi 14 venues. Sebanyak Rp 770 miliar di antaranya untuk renovasi Stadion Utama GBK dengan berbagai fasilitas berstandar dunia, seperti sistem pencahayaan dan keamanan.
Kegiatan renovasi yang berlangsung sejak 2016, tujuan utamanya adalah pengadaan venue pertandingan Asian Games 2018 dan Asian Para Games 2018. Tapi rancangannya tidak mengabaikan ruang terbuka hijau yang justru kemudian menjadi daya tarik utamanya.
.jpg)
Selasar menuju SUGBK merupakan ruang terbuka yang dapat warga manfaatkan untuk berbagai aktifitas. Detail desainnya dirancang dengan inspirasi budaya Nusantara. Antara Foto/Wahyu A Putro
Revitalisasi Lapangan Banteng
Proyeknya bermula dari 'matinya' ruang terbuka hijau di tengah Jakarta itu. Lapangan Banteng yang di dalamnya terdapat monumen Pembebasan Irian Barat itu tampak suram dan berkesan seram.
Yori Antar yang menjadi arsiteknya, merombak total wajah lapangan. Tak hanya menonjolkan kembali Monumen Pembebasan Irian Barat, Lapangan Banteng juga memiliki fungsi sebagai hutan kota dan tempat warga berolahraga
Lapangan Banteng yang luasnya 12 hektare dibagi dalam zona Monumen Pembebasan Irian Barat, olahraga dan taman. Khusus area monumen yang dilengkapi panggung yang melayang di atas kolam dengan tempat duduk ala amphiteater melingkarinya.

Suasana malam hari Lapangan Banteng usai revitalisasi menbuat Monumen Pembebasan Irian Barat tak lagi kesepian. Di sini masyarakat bisa menggelar berbagai kegiatan kesenian dan olah raga. Antara Foto/Akbar Nugroho Gumay
Monumen Kapsul Waktu
Monumen Kapsul Waktu di Merauke, Papua disebut juga sebagai markas kelompok superhero tokoh komik The Avengers. Sebelumnya monumen Kapsul Waktu ini memiliki desain Benih kelapa, persawahan, proklamator dan Borobudur.
Dibangun sebagai kapsul waktu, monumen di atas lahan seluas 2,5 hektare tersebut menyimpan Impian Indonesia 2015-2085. Impian dalam Kapsul Waktu ini dihimpun lewat ekspedisi melintasi 34 provinsi.
.jpg)
Yori Antar Awal mendapatkan inspirasinya dari unsur budaya Papua. Monumennya terinspirasi menara perang Suku Dani, dengan lima akses masuk bangunan yang merepresentasikan lima suku asli Merauke (Malind, Muyu, Mandobo, Mappi dan Auyu) sebagai penjaganya.
Dimensi bangunannya adalah lebar 17 meter, tinggi 8 meter dan panjanganya 45 meter. Sementara itu, interior monumen dihiasi relief mengenai perjalanan kemerdekaan Republik Indonesia, Pancasila, serta kebudayaan Papua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id