Permintaan rumah tapak di Jakarta sebesar 90,1 persen secara tahunan. Foto: Shutterstock
Permintaan rumah tapak di Jakarta sebesar 90,1 persen secara tahunan. Foto: Shutterstock

Pasar Rumah Seken Jakarta Masih Moncer, Ini Kawasan Paling Dicari

Rizkie Fauzian • 26 Juli 2024 14:40
Jakarta: Tangerang masih tercatat sebagai kota paling populer dalam pencarian rumah seken di Indonesia. Rumah123 Flash Report edisi Juli 2024 menunjukkan popularitas Tangerang sebesar 15 persen dari total listing enquiries rumah di Indonesia pada bulan ini.
 
Diikuti oleh dua wilayah di Jakarta, yakni Jakarta Selatan (11,3 persen) dan Jakarta Barat (10,5 persen). Jelang rencana pemindahan ibu kota ke Ibu Kota Nusantara (IKN), Jakarta masih menjadi salah satu pilihan utama bagi pencari rumah seken, terutama dengan beragamnya suplai dan aksesibilitas yang baik.
 
Head of Research Rumah123 Marisa Jaya mengatakan bulan ini pertumbuhan popularitas tahunan masih dipimpin kota-kota di Jakarta dan sekitarnya. Pada Juni 2024, pertumbuhan permintaan (enquiries) terhadap rumah di Jakarta mengalami kenaikan.

"Untuk rumah yang disewa tumbuh 59,8 persen dan hunian yang dijual sebesar 114,9 persen secara tahunan," kata Marisa dalam keterangan tertulis, Jumat, 26 Juli 2024.
 
Baca juga: Harga Properti Naik di Triwulan 1-2024

Secara keseluruhan, pertumbuhan permintaan terhadap rumah tapak di Jakarta pada Juni tercatat sebesar 90,1 persen secara tahunan. Sementara itu, dari segi harga jika dibandingkan dengan Tangerang, Depok dan Bogor, pertumbuhan harga di Jakarta relatif stagnan.
 
Sepanjang semester I-2024, pertumbuhan harga hunian di Jakarta setiap bulannya berkisar antara 0,8 persen hingga 1,4 persen secara tahunan. Angka tersebut cenderung rendah dibandingkan dengan kota lain, seperti Bogor yang berkisar antara 4,6 persen hingga 7,7 persen.

Pencarian rumah seken di Jakarta masih naik

Pasar Rumah Seken Jakarta Masih Moncer, Ini Kawasan Paling Dicari
Permintaan rumah tapak di Jakarta sebesar 90,1 persen secara tahunan. Foto: Shutterstock
 
Meski tidak lagi menyandang status Ibu Kota, tapi rumah tapak di Jakarta tetap diburu masyarakat. Ada sejumlah alasan Jakarta mencatatkan stagnasi harga dibandingkan kota lainnya di Jabodetabek.
 
Pertama, Jakarta merupakan salah satu pusat aktivitas ekonomi dan bisnis terbesar di Indonesia sehingga memiliki kepadatan penduduk yang tinggi. Pengembangan properti di Jakarta pun telah tersaturasi sehingga tidak lagi banyak pengembangan di Jakarta, terutama untuk sektor perumahan. 
 
Pengembangan baru pun umumnya apartemen dengan memaksimalkan lahan yang terbatas.
Jakarta juga sudah difasilitasi dengan aksesibilitas dan jaringan transportasi publik yang baik, sehingga berbeda dengan area lain yang dapat mengalami lonjakan harga secara signifikan dengan adanya pengembangan baru yang dapat meningkatkan aksesibilitas, seperti tol ataupun Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
 
“Meskipun kenaikan indeks harga stagnan, rumah seken di Jakarta masih menjadi opsi utama bagi pencari properti yang mencari hunian di tengah kota namun dengan harga terjangkau," jelas Mariska.
 
Hal ini mengingat suplai rumah seken yang ditawarkan di Jakarta terbilang masih sangat beragam dan memiliki rentang harga yang bervariasi, sehingga dapat mengakomodasi kebutuhan atau preferensi kelas menengah, menengah-atas.
 
Dari lima area di Jakarta, Jakarta Selatan menjadi wilayah terpopuler dengan persentase popularitas dalam pencarian sebesar 31,8. Diikuti Jakarta Barat 26,8 persen, Jakarta Utara 17,9 persen, Jakarta Timur 16,6 persen dan Jakarta Pusat 6,9 persen.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KIE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan