Gunakan semen tradisional jika proyek berskala kecil dan tukang sudah terbiasa. Foto: Shutterstock
Gunakan semen tradisional jika proyek berskala kecil dan tukang sudah terbiasa. Foto: Shutterstock

Semen Tradisional vs Mortar Instan, Mana yang Lebih Baik untuk Konstruksi?

Rizkie Fauzian • 13 Juni 2025 20:08
Jakarta: Dalam dunia konstruksi, pemilihan material bangunan sangat menentukan hasil akhir dari sebuah proyek. Salah satu bahan penting yang sering digunakan adalah adukan semen, baik untuk plester, perekat bata, maupun acian.
 
Saat ini, terdapat dua jenis yang umum digunakan: semen tradisional dan mortar instan. Keduanya memiliki karakteristik, kelebihan, dan kekurangan masing-masing. Lalu, mana yang lebih baik? Berikut ulasan lengkap perbandingannya:

1. Komposisi dan cara penggunaan

Semen tradisional

Merupakan campuran semen, pasir, dan air yang dibuat secara manual di lokasi proyek. Perbandingan campurannya tergantung tukang dan jenis pekerjaan.

Mortar instan

Produk pabrikan siap pakai yang sudah dicampur secara homogen antara semen, pasir halus, zat aditif, dan bahan tambahan lainnya. Cukup ditambah air sesuai petunjuk.

2. Kualitas dan konsistensi

Semen tradisional

Kualitas adukan bisa bervariasi tergantung campuran dan pengalaman tukang. Potensi kesalahan takaran tinggi, yang bisa memengaruhi kekuatan dan daya rekat.
 
Baca juga: Udah Tahu Belum? Ini Perbedaan Semen, Beton, dan Mortar
 

Mortar instan

Lebih konsisten karena diproduksi dengan standar pabrik. Kualitas lebih stabil dan hasil akhir biasanya lebih rapi dan kuat.

3. Waktu dan efisiensi pekerjaan

Semen tradisional

Butuh waktu lebih lama karena harus mencampur bahan secara manual. Belum lagi jika terjadi kesalahan, harus membuat ulang.

Mortar instan

Lebih cepat digunakan karena hanya tinggal menambahkan air. Sangat cocok untuk proyek yang membutuhkan efisiensi waktu.

4. Kekuatan dan daya rekat

Semen tradisional

Daya rekat cukup baik, tapi bisa tidak maksimal jika campuran tidak tepat.

Mortar instan

Memiliki daya rekat tinggi karena mengandung aditif khusus. Cocok untuk bata ringan (AAC), keramik, dan pekerjaan presisi lainnya.

5. Harga dan biaya proyek

Semen tradisional

Harga bahan baku lebih murah. Namun, jika dihitung dari sisi waktu, tenaga kerja, dan risiko pemborosan, total biaya bisa lebih besar.

Mortar instan

Harga per sak lebih mahal, tapi menghemat waktu dan tenaga. Biaya total bisa lebih efisien, terutama untuk proyek skala besar atau pekerjaan cepat.

6. Lingkungan kerja dan kebersihan

Semen tradisional

Area kerja cenderung lebih kotor dan berantakan karena pencampuran manual di lokasi.

Mortar instan

Lebih bersih dan minim debu karena tidak perlu mencampur pasir tambahan.

Mana yang lebih baik?

Pilihan antara semen tradisional dan mortar instan tergantung pada jenis proyek, anggaran, dan kebutuhan teknis.
 
Gunakan semen tradisional jika proyek berskala kecil dan tukang sudah terbiasa mengatur campuran dengan baik.

Pilih mortar instan jika mengutamakan kecepatan, kualitas, dan efisiensi kerja—terutama pada pekerjaan yang butuh presisi tinggi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KIE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan