Dalam laporan tahunan ketiganya, Cushman & Wakefield mengungkapkan bahwa investasi di pusat data (data center) melonjak lebih dari empat kali lipat secara tahunan (YoY), mencapai USD 3,2 miliar, mewakili sekitar 40 persen dari total volume penjualan sektor industri di kawasan hingga 2024.
Singapura, Malaysia, dan Indonesia menjadi negara yang memimpin tren ini, didukung oleh infrastruktur digital yang mumpuni, peningkatan adopsi teknologi cloud, serta regulasi yang kondusif bagi ekspansi digital.
Cushman & Wakefield juga mencatat bahwa pertumbuhan ekspor turut mendukung peningkatan investasi di sektor industri. Pangsa ekspor global Asia Tenggara yang mencapai 8 persen pada 2023 diperkirakan terus meningkat, berkat keunggulan biaya, diversifikasi rantai pasok, dan peningkatan perdagangan intra-Asia Pasifik.
Thailand menjadi satu-satunya negara yang dipantau di mana investasi industri belum dominan. Sektor perhotelan di negara tersebut mencatatkan nilai transaksi sebesar USD 0,4 miliar, dibandingkan dengan sektor industri sebesar USD 0,2 miliar.
Prospek ekonomi Indonesia
Indonesia diprediksi mengalami pertumbuhan ekonomi yang kuat pada 2025, dengan PDB yang ditopang oleh konsumsi domestik dan peningkatan ekspor. Stabilitas makroekonomi tetap menjadi fondasi utama, tercermin dari inflasi yang terkendali di kisaran 3 persen dan defisit fiskal yang diperkirakan turun menjadi 2,7 persen dari PDB.Baca juga: Transaksi Hotel di Thailand Tertinggi di Asia, Bagaimana Indonesia? |
Secara regional, Asia Tenggara diproyeksikan tumbuh sebesar 4,8 persen pada 2024, lebih tinggi dibanding pertumbuhan 3,9 persen pada tahun sebelumnya. Negara-negara seperti Vietnam, Malaysia, dan Filipina bahkan melampaui proyeksi awal, menunjukkan ketahanan ekonomi kawasan di tengah tantangan global.
Menurut Head of Research Singapore & Southeast Asia Wong Xian Yang meskipun terdapat ketidakpastian akibat dinamika tarif global, fundamental ekonomi Asia Tenggara tetap stabil, didukung oleh konsumsi domestik yang kuat dan pertumbuhan kelas menengah.
"Bahwa sektor industri dan data center akan terus menjadi prioritas utama bagi investor institusional, seiring meningkatnya alokasi modal ke sektor logistik, life sciences, serta infrastruktur digital berbasis AI," jelas dia dalam keterangan tertulis, Selasa, 29 April 2025.
Perkembangan investasi perkantoran dan lintas negara
Di Singapura dan Indonesia, investasi di sektor perkantoran juga menunjukkan tren peningkatan. Para investor mulai memanfaatkan peluang dari keterbatasan pasokan ruang kerja di masa mendatang, serta tingginya permintaan korporasi terhadap ruang kantor berkualitas tinggi.Selain itu, investasi lintas negara diperkirakan akan semakin kuat, ditopang oleh proyek strategis seperti Kawasan Ekonomi Khusus Johor–Singapura (JS-SEZ) dan semakin berkembangnya perjanjian perdagangan intra-ASEAN.
“Ketahanan dan posisi strategis Asia Tenggara menjadikannya magnet bagi aliran modal global,” kata Wong. Namun, bisnis perlu tetap adaptif terhadap perubahan makroekonomi. Dengan fundamental yang kokoh dan integrasi kawasan yang makin erat, Asia Tenggara memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan investasi properti jangka panjang," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News