5. Rumah di Berastagi

Foto: Lampung Post/Iskandar
Bangunan megah di tepi Danau Toba pernah menjadi tempat pembuangan bagi Presiden Soekarno. Bila rumah pengasingan lain dijadikan museum, yang ini dikelola Pemprov Sumatra Utara sebagai tempat menginap bagi para tamu.
Nilai keaslian rumah di Parapat ini hanya tersisa eksteriornya. Sementara bagian dalamnya diisi dengan furnitur baru sesuai peruntukannya sebagai penginapan. Hanya kursi rotan di lantai dua yang disebut masih asli.
Di rumah bergaya arsitektur Eropa ini juga sempat menjadi tempat pengasingan bagi Sjahrir dan Haji Agus Salim pada 1948. Tidak lama ketiganya diasingkan di sana, yaitu pertengahan Desember 1948 hingga akhir Januari 1949.
Dari balkon lantai dua tersaji pemandangan langsung ke arah Danau Toba. Ketika dibangun pada 1820 memang bangunan ini ditujukan sebagai tempat berlibur bagi keluarga mandor perkebunan teh, karet, dan kopi yang dikelola Belanda.
Arsitektur bergaya klasik Eropa. Dinding dan atap dibangun menggunakan kayu jati. Halamannya yang seluas sekitar dua hektare tertata rapi. Hutan pinus di sekitar rumah menambah asri suasana.