Peringkat ‘BBB’ dan A-2’ mencerminkan dukungan penuh dari pemerintah dalam memperkuat sistem pembiayaan perumahan nasional melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada SMF. Penetapan tersebut juga menunjukkan keyakinan bahwa lembaga SMF sebagai alat fiskal pemerintah sebagai penyedia likuiditas dalam mendukung program pembiayaan perumahan nasional bagi masyarakat berpenghasilan rendah melalui penyaluran KPR subsidi (FLPP).
Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo menyebutkan penetapan peringkat ini sebagai wujud kepercayaan terhadap kinerja dan tata kelola perusahaan yang sehat.
“Dengan peringkat kredit meningkat, SMF terus memperkuat perannya dalam menciptakan ekosistem pembiayaan perumahan yang berkelanjutan dan inklusif sesuai visi pemerintah dalam mewujudkan hunian layak dan terjangkau,” ujar Ananta dikutip dari keterangan pers yang diterima, Jumat, 11 April 2025.
Sesuai kinerja keuangan dan operasional Perseroan sampai akhir tahun 2024, jumlah pinjaman yang diberikan sebesar Rp17.101 miliar, tercapai 133,22 persen dari target 2024 dan berhasil meningkat 30,78 persen dari tahun sebelumnya.
Perseroan juga telah mengoptimalkan pendanaan sebesar Rp13.616 miliar yang berarti meningkat 52,58 persen dari tahun sebelumnya. Hal tersebut berasal dari penerbitan Surat Utang dan Term Loan.
Hingga akhir Februari 2025, SMF telah menerbitkan surat utang mencapai Rp70,96 triliun baik melalui penawaran umum atau terbatas. Sejak 2018 hingga Desember 2024, SMF telah menyalurkan KPR FLPP sejumlah Rp26,34 triliun atau setara dengan 709.956 rumah yang disalurkan melalui tiga Bank Umum termasuk Unit Usaha Syariah (BUS), 14 Bank Pembangunan Daerah (BPD), dan 2 BPD Syariah.
SMF juga mengatakan bahwa akan melanjutkan mandat yang diberikan melalui penyaluran 25 persen porsi FLPP terutama dalam mendukung pembiayaan Program Tiga Juta Rumah. (Theresia Vania Somawidjaja)
Perseroan juga telah mengoptimalkan pendanaan sebesar Rp13.616 miliar yang berarti meningkat 52,58 persen dari tahun sebelumnya. Hal tersebut berasal dari penerbitan Surat Utang dan Term Loan.
Hingga akhir Februari 2025, SMF telah menerbitkan surat utang mencapai Rp70,96 triliun baik melalui penawaran umum atau terbatas. Sejak 2018 hingga Desember 2024, SMF telah menyalurkan KPR FLPP sejumlah Rp26,34 triliun atau setara dengan 709.956 rumah yang disalurkan melalui tiga Bank Umum termasuk Unit Usaha Syariah (BUS), 14 Bank Pembangunan Daerah (BPD), dan 2 BPD Syariah.
SMF juga mengatakan bahwa akan melanjutkan mandat yang diberikan melalui penyaluran 25 persen porsi FLPP terutama dalam mendukung pembiayaan Program Tiga Juta Rumah. (Theresia Vania Somawidjaja)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News