Proyek-proyek ini diharapkan dapat memberikan tambahan pasokan dan menjadi daya tarik baru bagi konsumen serta penyewa. Mal baru di Jakarta bisa menjadi katalisator ekonomi yang signifikan, terutama dalam meningkatkan daya beli dari berbagai sektor.
Mal baru menarik pengunjung dari berbagai kalangan, yang dapat meningkatkan aktivitas bisnis di sektor ritel, restoran, dan hiburan. Dengan meningkatnya aktivitas ekonomi, sektor-sektor lokal seperti perumahan, layanan keuangan, dan bahkan pariwisata bisa merasakan dampaknya.
General Manager Knight Frank Indonesia Frank Tunewa mengaku bahwa kelas menengah yang paling terdampak dari lesuhnya ekonomi. Banyak faktor yang mempengarungi seperti harga bahan pokok naik dan tarif hidup naik. Akibatnya masyarakat lebih berhati - hati dalam berbelanja.
"Mereka ke mal biasanya mencoba produknya dan belinya nanti online. Karena mungkin di online mendapat diskon, poin, dan sebagainya. Sehingga itu yang terlihat di kelas menengah yang terjadi, sehingga ritel di mal juga menurun," ungkap Frank Tunewa dikutip Senin, 16 September 2024.
Baca juga: Bioskop dan Supermarket Jadi Daya Tarik Bisnis Ritel di Jakarta |
Strategi yang dilakukan agar membangkitkan daya beli di mal mulai dari pameran dan exhibition yang turut memainkan peran penting dalam menarik tenant baru dan meningkatkan tingkat keterisian mall. Kegiatan-kegiatan ini menawarkan daya tarik tambahan bagi para pelaku bisnis untuk menempati ruang-ruang ritel yang tersedia.
Tenant di sektor food and beverage (F&B) juga menjadi kontributor utama dalam penyerapan ruang ritel baru, dengan banyak yang mengusung konsep lebih kompak dan segar untuk menarik pengunjung yang menginginkan pengalaman kuliner yang cepat dan nyaman.
Baik merek internasional maupun lokal semakin aktif melakukan ekspansi di ritel premium Jakarta. Ekspansi ini menunjukkan kepercayaan terhadap prospek jangka panjang pasar ritel di ibu kota, meskipun tantangan dari belanja online terus membayangi.
Di sisi lain, performa strata retail—ritel yang dijual kepada investor individu—terlihat semakin lemah, terdampak oleh perluasan ruang belanja online dan pelemahan daya beli masyarakat yang masih berlanjut.
Secara keseluruhan, pasar ritel Jakarta menunjukkan adaptasi dinamis di tengah perubahan perilaku konsumen dan persaingan dengan platform daring. Kombinasi antara renovasi ruang, inovasi tenant, dan peningkatan harga sewa di segmen premium menandai arah baru bagi masa depan ritel di Jakarta. (Tamara Sanny)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News