Berdasarkan hasil survei Rumah.com Consumer Sentiment Study H2 2020, lebih dari separuh atau sekitar 60 persen responden memiliki intensi melanjutkan rencana pembelian hunian untuk ditinggali sendiri.
Dalam survei tersebut juga disebutkan bahwa responden yang membeli properti untuk investasi hanya 39 persen saja yang masih terus akan melanjutkan pembeliannya baik tahun ini maupun tahun depan.
Country Manager Rumah.com Marine Novita mengatakan sekitar 59 persen responden memiliki minat untuk membeli properti dalam jangka waktu 1 hingga 2 tahun mendatang.
"Hanya sekitar 41 persen responden sisanya yang berencana membeli hunian dalam jangka waktu lebih dari 3 tahun mendatang," katanya dalam keterangan tertulis, Senin, 17 Agustus 2020.
Marine menambahkan pihaknya mengapresiasi adanya perhatian pemerintah terhadap masyarakat di masa pandemi. Misalnya dengan mengeluarkan kebijakan penurunan suku bunga acuan menjadi 4 persen.
Meski demikian, kalangan perbankan diharapkan bisa segera menyesuaikan suku bunga KPR dengan Suku Bunga Acuan BI sehingga minat masyarakat untuk membeli rumah dengan memanfaatkan KPR tetap terjaga di tengah pandemi ini.
"Kita tahu bahwa besarnya suku bunga cicilan menjadi salah satu faktor yang menahan masyarakat untuk membeli properti," tegasnya.
Tak dapat dipungkiri, rasa cemas dan was-was sempat muncul seiring merebaknya pandemi covid-19. Kecemasan dan was-was tersebut tidak hanya meliputi industri properti, tetapi juga perekonomian nasional secara keseluruhan.
"Sejumlah perusahaan berskala besar yang menyatakan gulung tikar seolah menegaskan isu resesi yang sempat bergulir,"ungkapnya.
Namun demikian, pemerintah dinilai cukup berhasil mengambil kebijakan yang tepat untuk menjaga perekonomian tetap stabil.
Keputusan pemerintah untuk tidak menerapkan pembatasan penuh (lockdown) dan menggantinya dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) memiliki andil besar menjaga situasi tetap stabil.
"Kebijakan PSBB tersebut kemudian dilanjutkan dengan Adaptasi Kebiasaan Baru, dimana sebagian besar kegiatan perekonomian sudah boleh dilaksanakan dengan menerapkan protokol-protokol kesehatan yang dianjurkan," ujarnya.
Marine menjelaskan berbagai kebijakan pemerintah tersebut, didukung oleh kebijakan yang diluncurkan sebelumnya pada kuartal pertama, seperti relaksasi cicilan bagi kalangan pekerja lepas serta relaksasi dan restrukturisasi KPR, menjaga sentimen para pemangku kepentingan di bidang properti tetap positif.
"Tanpa menafikan fakta bahwa kasus-kasus covid-19 baru masih terus terjadi, kebijakan-kebijakan pemerintah terkait pandemi ini, termasuk ‘Adaptasi Kebiasaan Baru’, menyingkirkan kecemasan yang muncul di masa awal pandemi. Dalam Adaptasi Kebiasaan Baru, kegiatan perekonomian seperti kegiatan-kegiatan usaha dapat berjalan sambil tetap menerapkan protokol kesehatan. Ini yang menjaga sentimen tetap positif,” pungkas Marine.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News