Harga tanah yang terus meningkat membuat rumah tapak di Jakarta semakin sulit dijangkau. Foto: Shutterstock
Harga tanah yang terus meningkat membuat rumah tapak di Jakarta semakin sulit dijangkau. Foto: Shutterstock

Kota Mandiri jadi Solusi Keterbatasan Hunian di Jakarta

Rizkie Fauzian • 04 Oktober 2025 14:48
Jakarta: Pertumbuhan kota mandiri di sekitar Jakarta dinilai sebagai respons alami terhadap keterbatasan lahan di ibu kota. Harga tanah yang terus meningkat membuat rumah tapak di Jakarta semakin sulit dijangkau, sehingga masyarakat kini cenderung mencari hunian di kawasan penyangga seperti Tangerang, Bekasi, hingga Bogor.
 
Head of Research Colliers Indonesia, Feri Salanto, menjelaskan bahwa kota mandiri muncul sebagai solusi atas berbagai tantangan urban, terutama keterbatasan ruang untuk hunian baru.
 
“Kota mandiri sebenarnya jawaban atas beberapa masalah di Jakarta. Pertama adalah masalah ketersediaan ruang atau tanah untuk membangun hunian. Kalau pun ada tanah untuk residensial, arahnya untuk produk-produk vertikal. Untuk landed, kalaupun ada harganya pasti sangat mahal. Itu mendorong konsumen ke pinggir atau luar Jakarta,” ujar Feri dalam Media Briefing Kinerja Properti Kuartal III 2025, di Jakarta.
 
Baca juga: PPN DTP Bikin Penjualan Rumah Melesat, Apartemen Justru Seret


Ia mencontohkan perkembangan kawasan BSD City yang menjadi salah satu kota mandiri paling berkembang di wilayah barat Jakarta. Dari total lahan sekitar 6.000 hektare, baru sekitar separuh yang terbangun, dengan fungsi yang terus berkembang dari hunian hingga kawasan komersial dan bisnis.
 
“Kalau kita lihat sejarahnya di BSD, awalnya memang untuk alternatif rumah tapak. Tapi kemudian dikembangkan satu sistem terintegrasi. Ada kebutuhan rumah tapak, kemudian pendidikan, kesehatan, fasilitas penunjang, ada mal, ruko, lalu terbentuk komunitas. Karena komunitas membesar, muncul kebutuhan komersial, ada hotel dan perkantoran. Maka tumbuhlah kota mandiri,” jelasnya.
 
Menurut Feri, tren tersebut merupakan konsekuensi logis dari terbatasnya ruang di ibu kota. “Kota mandiri itu proses yang terjadi setelah Jakarta tidak bisa lagi menyediakan ruang yang lebih nyaman untuk tinggal. Itu yang membuat orang bergeser ke daerah penyangga,” katanya.
 
Selain BSD, kawasan seperti Karawaci dan Bogor juga menunjukkan pola pertumbuhan yang serupa. “Kalau lihat, ya memang begitu prosesnya. Ada Karawaci, ada BSD, ada di Bogor juga. Itu yang kemudian menjadi jawaban atas kebutuhan hunian di luar Jakarta,” jelas Feri.
 
Colliers menilai, tren pengembangan kota mandiri akan terus berlanjut seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat akan hunian yang terintegrasi dengan fasilitas publik. Konsep kota mandiri dianggap memberikan nilai tambah berupa kenyamanan, kemandirian, dan efisiensi mobilitas yang sulit ditemukan di tengah padatnya kawasan Jakarta.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(KIE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan