Rumah123 Flash Report Mei 2025 mencatat bahwa pertumbuhan tertinggi terjadi di Yogyakarta, yakni sebesar 10,9 persen, diikuti Makassar (7,5 persen), Denpasar (5,6 persen), Semarang (2,5 persen), Tangerang (1,6 persen), Depok (1,3 persen) dan Bekasi (0,7 persen).
"Selama 11 bulan terakhir, tren pasar rumah seken di Yogyakarta menunjukkan dinamika yang menarik," kata Head of Research Rumah123 Marisa Jaya dalam keterangan tertulis, Jumat, 30 Mei 2025.
Baca juga: Tren Harga Rumah Seken Awal 2025: 6 Kota Catat Kenaikan Tertinggi |
Pada April 2025, selisih antara pertumbuhan harga tahunan rumah seken di Yogyakarta dengan laju inflasi tahunan (1,95 persen) tercatat mencapai 8,9 persen—selisih tertinggi di antara kota-kota lainnya.
Kota lain yang juga mencatatkan pertumbuhan harga di atas inflasi antara lain Makassar (5,1 persen), Denpasar (2,9 persen), Semarang (0,6 persen), dan Tangerang (0,1 persen).
Tiga kecamatan catat kenaikan harga tertinggi
"Tiga kecamatan di Yogyakarta, yakni Kraton, Wirobrajan, dan Tegalrejo, mencatatkan pertumbuhan tahunan median harga properti yang konsisten sejak awal 2025," jelas dia.Ketiganya menjadi titik tumbuh pasar properti Yogyakarta, didorong oleh daya tarik budaya, kedekatan dengan pusat kota, dan potensi investasi properti untuk menunjang sektor akomodasi wisata.
"Faktor yang mendorong konsistensi pertumbuhan harga di tiga kecamatan ini cukup beragam, mulai dari pertumbuhan suplai di tengah keterbatasan lahan, minat dari investor, hingga karakteristik kawasan yang dianggap cocok untuk alih-fungsi properti residensial menjadi komersial untuk investasi, seperti villa, guest house dan kos," ujar Marisa.
Per April 2025 beberapa kecamatan yang mencatatkan median harga tertinggi adalah Pakualaman (Rp14 miliar), Gondokusuman (Rp8,8 miliar), Ngampilan (Rp6,5 miliar), Kraton (Rp5 miliar) dan Gedong Tengen (Rp4,8 miliar).
Jika dilihat dari sisi pertumbuhan, kecamatan Kraton mencatatkan pergerakan median harga paling agresif dibandingkan dua kecamatan lainnya, bahkan tumbuh 1,3 hingga 2 kali lipat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Hal ini menunjukkan potensi peningkatan minat terhadap kawasan yang berdekatan dengan keraton, pusat kebudayaan, dan jalur wisata favorit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News