Ini pula yang nilai keaslian rumah di Parapat ini hanya tersisa di eksteriornya. Sementara bagian interiornya diisi dengan furniture baru sesuai peruntukannya sebagai penginapan. Hanya kursi rotan di lantai dua yang disebut masih asli.
baca juga: Pancasila lahir di rumah ini
Di rumah bergaya arsitektur Eropa ini juga sempat menjadi tempat pengasingan bagi Sjahrir dan Haji Agus Salim pada 1948. Tidak lama ketiganya diasingkan di sana, yaitu pertengahan Desember 1948 hingga akhir Januari 1949.
Sebelumnya selama 12 hari mereka ditempatkan di Berastagi, Karo. Setelah dari Parapat, Bung Karno bersama Sjahrir dan Haji Agus Salim dipindahkan ke Muntok di Pulau Bangka.

Kamar tempat Soekarno menjalani pengasingan oleh Belanda selama 12 hari di Berastagi. Antara Foto/Irsan Mulyadi
Dari balkon lantai dua tersaji pemandangan langsung ke arah Danau Toba. Ketika dibangun pada 1820 memang bangunan ini ditujukan sebagai tempat berlibur bagi keluarga mandor perkebunan teh, karet dan kopi yang Belanda kelola
Arsitektur bergaya klasik Eropa. Dinding dan atap dibangun menggunakan kayu jati. Halamannya yang seluas sekitar 2 hektar tertata rapi. Hutan pinus di sekitar rumah menambah asri suasana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News