23 Paskal Shopping Center Bandung, Jawa Barat. Foto: 23paskal.id
23 Paskal Shopping Center Bandung, Jawa Barat. Foto: 23paskal.id

Tak Sekadar Tempat Belanja, Arsitektur Mal Harus Jadi Ikon Peradaban

Wandi Yusuf • 05 Desember 2023 14:09
Jakarta: Pusat perbelanjaan atau mal tak sekadar bangunan yang menampung pengunjung yang hendak berwisata belanja. Arsitekur mal pun tak cuma dibangun untuk memfasilitasi pengunjung yang ingin rehat sejenak dari hiruk-pikuk dunia kerja. 
 
Arsitektur mal harus artikulatif. Harus menjiwai apa keinginan pengunjung. Arsitektur mal wajib berperan memberikan pengalaman tak terlupakan pengunjung dalam berwisata atau bersantai mengisi waktu luang. Bahkan, kawasan mal boleh jadi punya mimpi untuk pengalaman yang lebih berarti.
 
Pernyataan itu adalah refleksi dari harapan Ridwan Kamil saat masih menjadi Wali Kota Bandung, Jawa Barat. Emil, sapaan Ridwan, mengatakan pusat perbelanjaan yang berkembang saat ini bukan untuk kepentingan komersial semata.

"Mal harus berubah menjadi ruang serba ada. Ada sekolahnya, mungkin ada pusat ibadahnya, mungkin ada ruang kerjanya," kata Emil saat meresmikan pusat pendidikan Bina Nusantara (Binus) di kawasan pusat perbelanjaan 23 Paskal Shopping Center Bandung, di Pasir Kaliki, Kota Bandung, pada 2017 lalu.
 

Ciptakan ikon peradaban

General Manager 23 Paskal, M Satriawan Natsir (Ian), mengatakan arsitektur 23 Paskal memang diperuntukkan bagi perkembangan zaman. Mal ini berupaya membangun masa depan. Membangun beradaban.
 
"Arsitek membuat gedung indah dan nyaman itu biasa," kata Ian dikutip Medcom.id dari Youtube Arsitektur Itenas Bandung, Selasa, 5 Desember 2023.
 
Alam takambang jadi guru. Dan sentuhan sejarah menjadikan mal melampaui definisi pusat perbelanjaan. Mal menjelma ikon peradaban. 
 
Ungkapan falsafah pendidikan masyarakat Minangkabau itu pas kiranya untuk menggambarkan fungsionalitas dari Pusat Perbelanjaan (Mal) 23 Paskal Shopping Center Bandung, di Jalan Pasir Kaliki, Kota Bandung, Jawa Barat. Pusat perbelanjaan yang dibangun PT Indonesia Paradise Property Tbk (INPP)--sekarang bernama Paradise Indonesia--ini menjadikan alam sebagai inspirasi. 
 
Tengok saja penamaan lobinya. Paradise Indonesia menamai empat lobi yang ada di 23 Paskal dengan nuansa alam, yakni lobi langit, lobi hejo, lobi cai, dan lobi ruhai. Keempatnya merupakan istilah dari bahasa Sunda yang berarti udara, hijau, air, dan api. 
 
Di masing-masing lobi itu pun disematkan imaji-imaji yang mencirikan penamaannya. Di lobi cai (air) misalnya. Unsur-unsur air dipertebal dalam bentuk interior yang menyejukkan mata. Di lobi hejo, ornamen tumbuhan menjuntai dari atap gedung.
Tak Sekadar Tempat Belanja, Arsitektur Mal Harus Jadi Ikon Peradaban
Foto: 23paskal.id
 
Konsep belajar dari alam juga tampak dari akses masuk ke mal. Total ada tiga akses masuk dan keluar, yakni satu akses di Jalan Pasir Kaliki; dan dua akses di Jalan Kebon Jati. 
 
Ketiga akses ini diciptakan agar pergerakan mengalir seperti air dan tidak terjadi penumpukan. Ian mengatakan 23 Paskal berupaya agar mal nyaman dikunjungi.
 
"Kita ingin menangkap sirkulasi dari Jalan Kebon Jati maupun di Jalan Pasir Kaliki. Agar tidak ada pengunjung yang kesulitan menyeberang. Agar sirkulasi (pengunjung) mengalir, sehingga tidak ada cross sirkulasi," kata Ian.
 

Berupaya mematri peradaban

Bangunan 23 Paskal juga seperti berupaya mematri peradaban. Mal diciptakan sebagai cerminan dari laku peradaban.
 
Mari kita tengok Ancient Greek Marketplace yang tumbuh subur pada abad 10 hingga 8 Sebelum Masehi (SM) di Agora, Yunani. Saat itu, pusat perbelanjaan digunakan tak hanya untuk menjual atau membarter barang. Mal juga berfungsi sebagai tempat untuk memberikan pengumuman bagi warga.
 
Suasana ribuan tahun lalu itu sepertinya ingin kembali dihadirkan 23 Paskal. Mal adalah tempat transaksi jual beli sekaligus menjelma sebagai ruang publik.
 
Kita selisik lebih dalam. 23 Paskal menawarkan banyak hal tak cuma mal. Di sini juga ada hotel (Yello Hotel), sarana pendidikan (Binus University), dan ruang pertemuan (IFGF Ballroom). 
Tak Sekadar Tempat Belanja, Arsitektur Mal Harus Jadi Ikon Peradaban
Foto: Tangkapan layar Youtube Arsitektur Itenas
 
Mal 23 Paskal sendiri terdiri atas 4 lantai. Adapun Yello Hotel 7 lantai, dan Binus University 9 lantai. Total kawasan Paskal Hyper Square seluas 13 hektare. 
 
Ian mengatakan Mal 23 Paskal memang dari awal dibangun untuk menghadirkan gaya hidup. Mal bisa sekaligus sebagai ajang berkumpul, berbelanja, menginap, hingga menghadirkan sarana pendidikan.
 
"Konsep Ancient Greek Marketplace kita bawa lagi ke masa kini," kata Ian.
 

Terapkan 3 aspek WOW

Kunci 23 Paskal bisa menghadirkan mal yang berbeda dan mengentak adalah penerapan dari tiga aspek WOW. Apa saja tiga aspek itu? Yuk, dibaca pelan-pelan.
 
WOW pertama adalah aspek scale. Aspek ini diterjemahkan ke dalam ornamen alam macam dedaunan di beberapa bagian gedung. 23 Paskal menginstilahkannya sebagai hanging plantation.
 
Penghadiran aspek scale ini terinspirasi dari Changi Airport di Singapura. Changi Airport adalah bandara berkonsep modern. Bandara ini menghadirkan air mancur besar di jantung gedung. Di sekitarnya terhampar pepohonan.
Tak Sekadar Tempat Belanja, Arsitektur Mal Harus Jadi Ikon Peradaban
Foto: Tangkapan layar Youtube Arsitektur Itenas
 
WOW kedua adalah aspek unexpected. Sebuah mal jika ingin diingat pengunjungnya juga harus menghadirkan aspek kedua ini. Aspek unexpected yang dihadirkan di 23 Paskal adalah taman vertikal atau vertical garden. Image Bandung sebagai Kota Kembang coba dihadirkan di dalam konsep taman vertikal ini.
 
Aspek unexpected ini terinspirasi dari mal Coex di Seoul, Korea Selatan. Coex bahkan menghadirkan perustakaan raksasa hingga menyentuh langit-langit mal.
Tak Sekadar Tempat Belanja, Arsitektur Mal Harus Jadi Ikon Peradaban
Foto: Tangkapan layar Youtube Arsitektur Itenas
 
Dan WOW terakhir adalah aspek spectacle. Di 23 Paskal, aspek ini tecermin dari hadirnya Big Space Atrium di tengah-tengah mal. Di sinilah pusat pengunjung bisa berkumpul. Ruang atrium ini bisa menjadi ruang serbaguna agar pengunjung bisa mendapatkan sensasi yang berbeda.
 
Khusus aspek ini, 23 Paskal terinspirasi dari Garden by the Bay di Singapura dan Coachella Valley Music and Arts Festival di California, Amerika Serikat.
Tak Sekadar Tempat Belanja, Arsitektur Mal Harus Jadi Ikon Peradaban
Foto: Tangkapan layar Youtube Arsitektur Itenas
 

Hadirkan mal ikonik

Mal 23 Paskal bukan satu-satunya mal ikonik yang dibuat Paradise Indonesia. Jauh sebelum membangun 23 Paskal, Paradise Indonesia sudah berpengalaman membangun pusat perbelanjaan yang melegenda.
 
Siapa yang tidak kenal Plaza Indonesia. Ya, mal ini sudah lekat dengan julukan rumahnya jenama-jenama mewah nan eksklusif. 
 
Persembahan pertama Paradise Indonesia ini mampu menempatkan Plaza Indonesia sebagai pusat perbelanjaan termewah versi Leads Property Service Indonesia. Mengalahkan mal-mal besar lain macam Pacific Place, Plaza Senayan, atau Senayan City.
Tak Sekadar Tempat Belanja, Arsitektur Mal Harus Jadi Ikon Peradaban
Plaza Indonesia. Foto: plazaindonesia.com
 
Seolah ingin terus berinovasi, Paradise Indonesia juga melahirkan beachwalk Shopping Center. Mirip konsep 23 Paskal, mal yang dibangun di Kuta, Bali, ini juga menawarkan pengalaman yang tak terlupakan untuk para pengunjungnya.
 
Mal beachwalk Shopping Center mencoba menawarkan sebuah oase di jantung Bali. Konsep serba terbuka menjadi ciri khas mal ini. Tentu saja dengan tetap mengedepankan konsep alam.
 
Mal ini dibangun secara patungan oleh Paradise Indonesia, Sahid Group, dan PT Bimantara Citra. Ketiganya tergabung di dalam PT Indonesia Paradise Island.
Tak Sekadar Tempat Belanja, Arsitektur Mal Harus Jadi Ikon Peradaban
Mal beachwalk Shopping Center. Foto: beachwalkbali.com
 
Presiden Direktur Paradise Indonesia Anthony Prabowo Susilo mengatakan beachwalk Shopping Center berupaya menghadirkan tren yang melompati zaman. "Mengembangkan tempat-tempat gaya hidup yang ikonik serta memperluas keahlian bisnis di bidang properti adalah usaha kami untuk menjadi salah satu perusahaan properti terdepan di Indonesia."
 

Terus bertumbuh

Paradise Indonesia tak berhenti membangun properti inovatif di Jawa. Rencananya, mereka akan mengembangkan bisnis ke Kalimantan dan kawasan timur Indonesia. Pengembangan itu ditargetkan bisa terealisasi dalam kurun lima tahun.
 
Presiden Direktur Paradise Indonesia Anthony Susilo optimistis pertumbuhan aset perusahaannya mencapai 10 persen hingga 15 persen hingga lima tahun mendatang. 
 
Optimisme ini tampak dari derasnya gerak pembangunan di empat proyek existing, yakni penyempurnaan 23 Paskal, Bandung, Jawa Barat; Hyatt Place Makassar, Sulawesi Selatan; 23 Mall Semarang, Jawa Tengah; dan pengembangan apartemen Antasari Place, Jakarta Selatan. Total Paradise Indonesia menggelontorkan belanja modal hingga Rp800 miliar.
 
Baca: Paradise Indonesia Gandeng Club Med untuk Hadirkan Liburan Impian dan Berkelanjutan
 
Selama 21 tahun bermain di bidang properti, Paradise Indonesia telah memiliki 25 unit bisnis dengan mengembangkan 20 jenis properti. Mulai dari perhotelan, komersial, dan hunian. Propertinya pun tersebar di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Bali, Makassar, dan Batam. Di akhir Oktober 2023, Paradise Indonesia mencatatkan market cap sebesar Rp7,27 triliun.
 
Pertumbuhan positif ini tentu saja ditopang salah satunya oleh inovasi di sektor arsitektur. Arsitektur mal yang dibangun Paradise Indonesia menawarkan sebuah pariwisata gaya baru untuk masa depan Indonesia yang lebih baik. 
 
Tak sekadar wisata belanja, mal ciptaan Paradise Indonesia menawarkan konsep baru dalam mengoptimalkan waktu luang atau leisure. 23 Paskal menjadi contoh nyata arsitektur gaya baru ini, yakni berwisata, berbelanja, berdiskusi, menginap, berleyeh-leyeh, hingga menciptakan generasi baru berperadaban melalui sarana pendidikan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(UWA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan