Seperti namanya, bangunan ini diberi nama Arvo Pärt Centre. Rancangan bangunan dikerjakan studio arsitek Nieto Sobejano yang mengalahkan 20 pesaing, termasuk biro arsitektur Zaha Hadid.
.jpg)
dezeen/Nieto Sobejano Arquitectos
Meski berada di tengah hutan pinus, perusahaan arsitek asal Spanyol tersebut mengklaim tidak menebang satu pohon pun dalam proses pembangunannya. Layout lantainya dibangun meliuk-liuk mengisi ruang kosong di antara batang-batang pohon.
Di dalam mendesain, pasangan arsitek tersebut memiliki ciri khas menggunakan bentuk yang geometris. Bentuk bangunannya memiliki kontur yang tegas, serta bermain dengan wajah bangunan.
.jpg)
Auditorium dengan tata akustik yang cantik untuk pementasan musik. AFP Photo/Raul Mee
"Sama seperti struktur musik yang mencerminkan satu tema, kita membayangkan membuat bangunan dengan pola geometris di antara pohon pinus yang terletak di halaman," kata Fuensanta Nieto sebagaimana dikutip dari dezeen.
baca juga: Perpustakaan di tengah hutan yang bikin kerasan
Tak hanya menjadi rumah untuk melestarikan dan mempromisikan warisan musik Estonia, bangunan ini juga bakal dilengkapi dengan auditorium, perpustakaan, perkantoran hingga bengkel.
Ruang interior dibungkus oleh dua dinding kayu melengkung panjang yang memisahkan daerah yang lebih pribadi. Material yang dipilih memiliki karakter hangat.
.jpg)
Pemandangan ke arah puncak hutan dan laut lepas yang terlihat dari puncak menara observasi. AFP Photo/Raul Mee
Rancangan yang diberi nama Tabula tersebut memiliki atap matte-aluminium, serta menara observasi pentagonal yang menawarkan pemandangan ke arah laut. Tabula menciptakan lingkungan yang harmonis dan fleksibel untuk musik Arvo Pärt.
Para arsitek membayangkan ruang sebagai non-hirarki, menawarkan tempat untuk belajar dan membaca, serta kesempatan untuk menonton pertunjukan, mengunjungi pameran atau berjalan-jalan di hutan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id