medcom.id, Jakarta: Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menunjukkan dukungan terhadap pasangan petahana Basuki `Ahok` Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat anjlok setelah penetapan tersangka kasus dugaan penistaan agama. Elite PDI Perjuangan tak ambil pusing dengan survei itu.
"Jadi yang disurvei LSI itu gambar kaki, tidak utuh," kata anggota Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan Masinton Pasaribu di DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta, Jalan Tebet Raya, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (20/11/2016).
Hal senada disampaikan Sektretaris DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi. Ia mengaku belajar dari pengalaman.
Prasetyo menjelaskan, hal serupa terjadi saat PDI Perjuangan mengusung Joko Widodo dan Ahok pada Pilkada DKI 2012. Saat itu, tak banyak yang menjagokan pasangan tersebut.
Bahkan, Jokowi kerap kalah pada survei yang dilakukan beberapa lembaga. Tapi, nyatanya Jokowi dan Ahok memenangi Pilkada DKI Jakarta setelah mengalahkan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli pada putaran kedua.
"Saya sampaikan sekali lagi, 2012 kita punya psangan Jokowi dan Ahok. Survei kalah semua sama kita," kata Prasetyo.
(Baca: Survei LSI: Elektabilitas Ahok Anjlok Setelah Tersangkut Kasus Penistaan Agama)
Berdasarkan survei LSI yang dirilis pada 18 November, elektabilitas Ahok anjlok usai tersangkut kasus dugaan penistaan agama. Tingkat keterpilihan Ahok kini tersisa 10,6 persen, dari sebelumnya 24,6 persen.
Ahok ditinggalkan basis utamanya, yaitu kelompok nonmuslim sebanyak 33,10 persen. Juga pemilih partai, yaitu PDIP sebanyak 29,20 persen.
(Baca: PDIP Bantah Kadernya Dukung Anies)
Sebesar 16,10 persen kelompok pemilih wanita pun menarik diri. Demikian pula pemilih usia 20-29 tahun (20,10 persen), tamatan SMP atau sederajat (21,6 persen), pendapatan Rp3,5 juta atau lebih (22,40 persen), suku selain Jawa, Sunda dan Betawi (32,30 persen) yang paling banyak meninggalkan Ahok.
Kelompok masyarakat yang kurang sering atau sama sekali tidak membaca Alquran juga banyak yang berpaling dari Ahok. Angkanya mencapai 19,70 persen. Begitu juga terhadap mereka yang kurang sering atau tidak pernah salat lima waktu di masjid. Angkanya 16,80 persen.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((NIN))